
Siswa yang mengapit siswi tersebut tampak tidak malu, kendati banyak kendaraan yang lalu lalang melewati jalan raya tersebut. Dari pengamatan di lapangan, ketiga pelajar tersebut mengendarai sepeda motor Beat Merah. Seragam dan rambut mereka telah dicorat-coret menggunakan pilok.
Pengamat pendidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Hamidulloh Ibda mengatakan, pemandangan semacam itu tidak lepas dari pengaruh globalisasi. “Perbuatan itu tidak dianggap amoral, karena menurutnya keren. Itu tugas bersama guru, orangtua, masyarakat dan Dinas Pendidikan,” katanya, Rabu (3/5/2017).
Menurut dia, tanggung jawab pendidikan tidak sepenuhnya dipikul guru. Dalam dunia pendidikan, ada istilah tripusat pendidikan, yakni pendidikan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Terpisah, satu siswi SMK Tunas Harapan kedapatan membawa satu botol miras yang dibawa bersama temannya jelang pengumuman kelulusan. Dia diamankan petugas kepolisian bersama satu rekannya di Mapolsek Wedarijaksa.
Kapolsek Wedarijaksa AKP Sulistyaningrum akan memanggil orangtua dan gurunya untuk dilakukan pembinaan. Dia berharap, pemanggilan orangtua dan guru bisa mendidik dan memberikan efek jera.
Sumber : Sindonews.com
Blogger Comment
Facebook Comment