Luas area yang terbakar, menurut catatan, adalah 34.137 meter persegi dengan objek bangunan perumahan sebanyak 35, bangunan industri 4, bangunan umum 21, kendaraan 5, dan lain-lain, seperti alang-alang, kampus, sekolahan dan lainnya di luar bangunan umum.
"Memasuki musim kemarau ini biasanya kebakaran sering terjadi, dalam seminggu bisa 3-4 kali kebakaran," ujar Budi, pengolah data pemadam kebakaran Jakarta Barat, saat ditemui Kompas.com, Sabtu (23/6/2012).
Menurut catatannya, pada tahun 2011, Jakarta Barat menyumbang tingkat kebakaran paling tinggi di DKI Jakarta. Sebanyak 223 kasus kebakaran terjadi di wilayah ini, dan nilai kerugian mencapai Rp. 74.848.300.000. Kebakaran paling parah terjadi pada Maret 2012, yaitu sebanyak 23 kali kebakaran.
Tingginya tingkat kebakaran di Jakarta Barat, dijelaskan Budi, antara lain didukung banyaknya pemukiman padat penduduk. Kecamatan Tambora dan Taman Sari merupakan dua kecamatan yang paling rawan terjadi kasus kebakaran. Rumah penduduk di kedua kecamatan tersebut, mayoritas terdiri dari bahan yang mudah terbakar, seperti kayu dan tripleks.
Selain itu, instalasi listrik yang semrawut memicu terjadinya korsleting. "Lebih dari 70 persen kebakaran terjadi karena arus pendek listrik," ucapnya.
Sumber : kompas
Blogger Comment
Facebook Comment