Note 7 Dimatikan, Buruh Pabrik Samsung Bersuara
Jakarta, Dunianews.Net - Masa sulit sedang dialami Samsung karena 'kematian' Galaxy Note 7 yang merugikan baik dari sisi keuangan ataupun reputasi brand. Bagaimana tanggapan para buruh pabrik raksasa elektronik asal Korea Selatan itu?
Salah satu basis produksi ponsel Samsung adalah negara tetangga, Vietnam. Sebanyak USD 14,5 miliar telah digelontorkan Samsung untuk membangun pabrik dan fasilitas lainnya di provinsi Thai Nguyen dan Bac Ninh.
Pabrik di Pho Yen, provinsi Thai Nguyen, letaknya sekitar 65 kilometer dari ibu kota Vietnam, Hanoi. Kedatangan Samsung tiga tahun lalu mentransformasi daerah pertanian itu menjadi kawasan industri.
Dikutip detikINET dari Reuters, Senin (17/10/2016), belasan ribu buruh di sana merakit sekitar sepertiga ponsel yang diproduksi Samsung termasuk Galaxy Note 7. Secara total, ada sekitar 110 ribu orang yang bekerja di Samsung Electronics di seluruh Vietnam.
Meski tentu terbersit kekhawatiran, mayoritas pekerja menyatakan keyakinannya Samsung akan melalui masa sulit akibat kegagalan Note 7. Mereka juga mengaku senang bekerja di pabrik Samsung karena bayarannya cukup baik dan disediakan beragam fasilitas.
"Recall Note 7 bukan berarti kami akan menganggur atau sejenisnya. Samsung kan juga membuat banyak ponsel lain dan model baru, bukan hanya Note 7," sebut Nguyen Thi Hang, salah satu buruh pabrik Samsung di Pho Yen.
Sekadar diketahui, buruh pabrik Samsung di sana mendapat gaji pokok USD 180 atau sekitar Rp 2,3 juta sebulan. Jika ditambah lembur dan segala macam, bisa mencapai USD 300. Itu termasuk lumayan tinggi untuk ukuran kawasan pedesaan di Vietnam.
Apalagi Samsung juga memberi uang makan di luar gaji serta akomodasi sangat murah. Kadang-kadang, karyawan diajak olahraga atau karaoke dan mendapat diskon jika membeli ponsel Samsung. Samsung juga menyediakan ratusan bus gratis untuk mengantar jemput karyawan yang tempat tinggalnya jauh.
Nguyen Van Doai, buruh pabrik Samsung yang berusia 27 tahun mengakui lembur memang agak berkurang semenjak dihentikannya produksi Note 7. Namun ia tenang-tenang saja karena tidak ada indikasi pengurangan karyawan.
"Samsung belum mencapai level di mana mereka sampai harus memangkas karyawan karena mereka masih menerima banyak orang dan membangun lebih banyak gedung," kata dia.
Samsung Vietnam memang sudah mengumumkan tidak akan ada PHK tahun ini dan ekspor akan tetap meningkat karena produksi untuk model ponsel lain ditingkatkan.
Dengan investasi senilai USD 14,5 miliar, Samsung menyumbang 10% dari total investasi asing ke Vietnam dalam tiga dekade ke belakang. Vietnam belakangan memang diminati investor karena kondisi politik yang relatif stabil, insentif pajak dan upah buruh lebih murah dari China.
Tentu saja ada suara kekhawatiran mengenai kondisi Samsung. Dokter gigi Phung Minh Ngoc yang pindah dari Hanoi ke dekat pabrik Samsung untuk membuka praktik misalnya, takut bisnisnya akan turun. "Penjualan mereka tentu turun, tugas untuk pekerja akan lebih sedikit dan bisa saja gaji mereka juga turun," kata dia.
Seorang buruh yang tidak mau disebut namanya juga mengutarakan kecemasannya, apalagi kontraknya akan berakhir bulan depan. "Aku baru saja membawa bayiku ke sini. Jika aku tak bisa lagi bekerja di Samsung, aku akan kembali bertani," tuturnya.
Sumber : detik
Blogger Comment
Facebook Comment