Kini, Anda Tak Perlu Takut Lagi Konsumsi Minuman Berkarbonasi

G+


Dunianews.Net - Saat cuaca sedang terik-teriknya, matahari terasa begitu menyegat, dan keringat terus-menerus menetes, tentu meminum minuman soda dingin akan sangat menyegarkan. Minuman soda dingin tersebut menjadi pelepas dahaga yang tepat.

Namun, selama ini banyak orang menyalahkan minuman ringan berkarbonasi atau soda sebagai penyebab dari berbagai penyakit. Mulai dari kerusakan pada gigi, kanker kerongkongan, hingga kesehatan lambung.
Lalu apakah kita harus menjadi takut untuk mengkonsumsi minuman berkarbonasi?

Sebuah studi literatur oleh South East Asian Food and Ariculture Science and Techlonogy (SEAFAST) Center IPB pada tahun 2014 menemukan fakta yang berbeda. Hasil studi tersebut mengungkapkan bahwa minuman berkarbonasi tidak memiliki korelasi dengan penyakit-penyakit tersebut.

Karbonasi pertama kali digunakan di Eropa pada abad ke-18 untuk meniru tekstur air mineral natural yang mengandung gas alam. Infusi gas carbon dioksida (CO2) ke dalam cairan bertujuan untuk menambah kesegaran dan sensasi krenyes di mulut.

CO2 yang ada di dalam minuman soda akan keluar dari kemasan saat kita membuka kemasan. Hal tersebut dibuktikan dengan terdengarnya bunyi khas seperti gas yang terlepas ke udara saat kita membuka kemasan minuman bersoda.

Jadi, sebanyak 70 persen kandungan CO2 sudah menguap saat membuka kemasan pertama kali. Bahkan ketika minuman masuk ke mulut dan kerongkongan, gas CO2 terus melepaskan diri dari cairan, sehingga jumlah gas yang sampai ke lambung terbilang sangat sedikit.

Jika demikian, faktor karbonasi tidak dapat dijadikan sebagai penyebab tunggal kerusakan pada gigi atau pun kanker kerongkongan. Berdasarkan studi klinis, kerusakan enamel gigi dipicu oleh banyak faktor yang memudahkan tingkat keasaman air liur menungkat dengan cepat sehingga mengakibatkan karies dan gigi berlubang.

Faktor penyebab naiknya tingkat keasaman air liur tersebut juga terdapat pada produk makanan dan minuman lain yang tidak berkarbonasi. Untuk menghindari kerusakan gigi, sebaiknya rajin menjaga kebersihan mulut, gusi, serta gigi.

Jadi jika kerusakan gigi dipengaruhi banyak faktor, begitu pula dengan penyakit kanker kerongkonan. Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya saja dari jenis kelamin, berat dan tinggi badan, serta gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, dan obesitas.
Berdasarkan hasil studi tersebut, menegaskan bahwa tidak ada korelasi langsung antara konsumsi minuman berkarbonasi dengan kanker kerongkongan.

Namun, berbagai masalah kesehatan dapat dihindari dan diatasi dengan gaya hidup sehat yang aktif. Mengkonsumsi air putih, buah, dan sayur menjadi hal utama untuk tetap sehat. Biasakan juga untuk bergerak dan berolahraga secara rutin untuk mendapatkan tubuh yang bugar.

Nah, sekarang Anda tak perlu ragu untuk mengkonsumsi minuman berkarbonasi untuk menyegarkan mulut dan badan. Namun, semua itu harus diimbangi dengan pola hidup yang sehat dan tidak boleh berlebihan, ya.


Sumber : Kompas
Follow Us :

About Ambar Syahputra Siregar

    Blogger Comment
    Facebook Comment