Jakarta, Dunianews.Net - Kondisi lalu lintas di DKI Jakarta yang padat kerap membuat pengendara naik pitam. Penindakan yang dilakukan personel kepolisian kepada pengendara pun disebut kerap ditanggapi secara berlebihan.
Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ermayudi Sumarsono menyebut peristiwa yang melibatkan pegawai Mahkamah Agung Dora Natalia dan polisi lalu lintas Aiptu Sutisna di Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa kemarin, bukanlah yang pertama.
Menurutnya, kejadian antara Dora dan Sutisna ramai diperbincangkan publik karena video peristiwa tersebut viral di media sosial.
"Kasus seperti itu sudah banyak terjadi. Tapi anggota kami sudah diberikan kemampuan untuk bersabar," ujarnya melalui sambungan telepon, Rabu (14/12).
Ermayadi mengklaim, Sutisna tidak melakukan perlawanan terhadap Dora. Polantas itu juga tidak langsung menangkap Dora meskipun akhirnya melaporkan perempuan tersebut ke Polres Jakarta Timur atas tuduhan perlawanan terhadap penegak hukum sebagaimana diatur KUHP.
"Kalau melihat ancaman yang mendesak, personel pasti akan menangkap. Kemarin bukan ancaman, masih bisa diantisipasi. Mungkin di dalam diri ibu itu ada kekalutan," kata dia.
Ermayadi berkata, Sutisna hanya mengambil kunci kontak mobil milik Dora. Ia mengklaim, Sutisna melakukan itu agar dapat berkomunikasi secara baik dengan Dora.
Namun, Ermayadi membantah pengambilan kunci kendaraan merupakan prosedur tetap yang dijalankan polisi lalu lintas. "Tindakan itu kasuistik," tuturnya.
Lebih dari itu, Ermayadi menyatakan kejadian akan terus bergulir ke proses hukum. Ia menyebut tindakan Dora sebagai sebuah perbuatan kriminal.
Hingga berita ini diturunkan, CNNIndonesia.com masih berupaya mengkonfirmasi peristiwa di Jatinegara itu kepada Dora.
Di sisi lain, Juru Bicara MA Suhadi mengatakan, Badan Pengawas di lembaganya akan memeriksa dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Dora sebagai pejabat negara.
"Seluruh pegawai MA harus taat pada peraturan yang berlaku," ujarnya.
Sumber : CNN Indonesia
Blogger Comment
Facebook Comment