Jakarta - Dunia otomotif biasanya identik dengan pria. Tapi wanita yang satu ini justru terlibat mengembangkan mobil listrik.
Dia adalah Dr. Eng. Lydia Angraini (32). Lydia merupakan Kaprodi Mechanical Engineering President University, Jababeka, Cikarang.
Pada pertengahan tahun 2016, terbentuklah Tim Pengembangan Mobil Listrik President University dibawah tanggung jawab Dr Lydia. Dr Lydia mengembangkan mobil listrik dilatarbelakangi dari semakin menipisnya bahan bakar fosil.
"Saat S1 saya pernah mengembangkan bahan bakar alternatif seperti dari minyak jarak, minyak jelantah dan biodiesel, namun terkendala bahan bakunya. Dari ilmu dari Jepang dimana pembakaran tidak harus berasal dari minyak, kami mencoba mengembangkan kendaraan berbahan bakar listrik karena lebih murah dan ramah lingkungan," ungkap Lydia dalam rilis kepada detikcom, Selasa (3/1/2017).
Mobil listrik yang dikembangkan Lydia diberi nama EV PU (Electric Vehicle President University). Proyek ini targetnya selesai Agustus 2017.
Mobil ini memiliki panjang 2.380 milimeter, lebar 1.260 milimeter, tinggi 1.625 milimeter dan berat 350 kilogram. Di pengembangan awal ini, EV PU hanya untuk 2 penumpang. Ke depannya, kendaraan ini dapat digunakan untuk mahasiswa.
"Setelah selesai dengan prototipe-nya, kemudian dipatenkan, lalu dikembangkan dalam skala industri, secara massal. Rencananya untuk produksi massal akan gandeng Yamaha dan beberapa perusahaan Jepang," kata Lydia yang menyebutkan selain mobil listrik, juga ada proyek mahasiswa yang sedang berjalan seperti Salt Spray Test, Ball Impact dan 3D Printer.
Saat ini, proyek tersebut sedang tahap pabrikasi bodi yang dibuat sendiri desainnya. Proyek ini dikerjakan oleh 7 dosen President University yang terdiri dari 5 doktor dan 2 master yang melibatkan beberapa mahasiswa fakultas engineering.
Pihak manajemen rektorat sangat mendukung dari penyediaan bahan material dan tempat pabrikasi, yaitu di Laboratorium Mechanical Engineering, Medical City, Kawasan Industri Jababeka.
Untuk diketahui, setelah lulus S1, Lydia mendapatkan beasiswa S2 dari Jepang pada tahun 2006 hingga 2008. Saat itu Lydia mendalami Micro Electro Mecanical System (MEMS), belajar tentang sensor, transporter dan transformator untuk teknologi ukuran yang mikro.
Lydia kemudian melanjutkan program S3 pada 2008 hingga 2012. Saat itu Lydia fokus pada bidang advanced materials science and engineering, dengan riset unggulan di bidang powder metallurgy.
Sumber : detik
Blogger Comment
Facebook Comment