Jakarta
'We Are The Wools Family'. Begitulah tulisan pada jaket
sekelompok pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dibuat sebagai
identitas kelompok para anak baru gede (ABG) di Cempaka Putih, Jakarta
Pusat.
Sedikitnya tiga pelajar SMA berinisial L (16), R (16) dan
E (16) yang merupakan anggota geng 'The Wools' ini ditangkap atas
pengeroyokan terhadap dua pelajar, Minggu (22/4) lalu. Menurut Sigit,
kakak dari salah satu tersangka berinisial L, 'The Wools' bukanlah geng
motor.
"Mereka bukan geng motor, tetapi komunitas main futsal,
nongkrong-nongkrong gitu di warung dekat rumah," kata Sigit kepada
detikcom, Senin (23/4/2012).
Aktivitas yang dilakukan kelompok
ini pun tidak banyak yang bernilai positif. Misalnya saja nongkrong
hingga larut malam di sebuah warung rokok bernama 'WWF' yang terletak di
kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Mereka suka iseng-iseng
nyoret-nyoret tembok bikin nama 'The Wools'. Tongkrongannya di warung,
WWF warung rokok," katanya.
Bicara soal nama 'The Wools', Sigit
mengatakan bahwa nama tersebut berawal dari pelesetan kata Woles,
istilah untuk selow (slow) yang sedang ngetren di kalangan ABG.
"Wools
itu dari woles atau selow. Terus mereka buat jaket dengan nama itu.
Jaketnya baru satu bulan," katanya.
Seringnya bergaul di tempat
tongkrongan, membuat L terjerumus melakukan hal-hal negatif. Misalnya
saja, merokok. "Adik saya memang merokok juga," ujarnya.
Mengenai
prestasi di sekolahnya, menurut Sigit, L tergolong biasa saja. L bahkan
pernah di keluarkan (drop out) dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8
Cempaka Putih, Jakarta Pusat karena sering membolos.
"Dia pindah
ke Tamsis (SMA Taman Siswa) di Kemayoran karena waktu di SMK 8 di-DO
karena sering nggak masuk sekolah," lanjutnya.
Sigit menyesalkan
tindakan adiknya itu. Ia juga menyadari, sebagai kakaknya, kurang
memberikan perhatian dan dukungan terhadap adiknya.
"Iya saya
menyesal karena sebagai kakaknya saya kurang perhatian. Waktu saya habis
tersita buat pekerjaan," ujarnya.
Namun diakui Sigit, Orangtua
yang kerap memberi perhatian ternyata juga tidak membuahkan hasil pada
L. "Kalau pergi nggak jelas suka dicari-cari," katanya.
Sementara
itu, Sigit menjelaskan perihal kasus adiknya. Ia mengakui, adiknya
membacok seorang pelajar berinisial HS pada Sabtu malam lalu,
"Kemarin
pas kebetulan ada anak naik motor ngegeber motornya di depan
tongkrongan situ, akhirnya dikejar adik saya, naik motor pinjam,
langsung dikejar dan dibacok," jelasnya.
Adapun, celurit yang
digunakan L untuk membacok korban, kata dia, memang sudah dibawa sejak
awal. "Itu memang bekas waktu Kamis lalu. Dia ngebacok orang juga Kamis
lalu. Tapi korbannya tidak melapor dan tidak mempermasalahkan," katanya.
Ia
menuturkan, baik L maupun pihak keluarga telah menyampaikan permintaan
maaf kepada keluarga kedua korban. Pihak keluarga juga menyatakan siap
mengganti rugi atas tindakan yang dilakukan L.
"Tadi sudah ke
pihak keluarga korban, paling nuntut perawatannya. Kita sudah siap ganti
rugi dan kita sudah minta maaf," tutupnya.
Sumber : detik.com
Blogger Comment
Facebook Comment