"Saya tersadar. Lalu meraba kepala, wajah dan leher. Tidak ada yang luka. Rambut dan wajah penuh bubuk kaca. Saya raba tangan tidak apa-apa. Saya gerakkan kaki tidak masalah," ujar Dahlan dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (5/1/2012).
Dahlan mengatakan karena atap mobil yang terbuat dari kaca hancur, dirinya langsung teriak bertanya kepada pengendara Isuzu Panther yang ditabraknya. Dahlan menanyakan kondisi penumpang Isuzu Panther apakah ada baik-baik saja.
"Mereka turun dari Panther dan mengatakan sama sekali tidak masalah. Lalu saya pelan-pelan keluar dari mobil. Masyarakat sudah merubung. Seorang ibu tua menangis lalu merangkul saya," imbuhnya.
Dahlan menjelaskan dirinya sangat bangga saat mengendarai Tucuxi dari Solo ke Tawangmangu dan sampai ke puncak. Menurutnya Tucuxi memiliki kemampuan yang luar biasa saat menanjak menuju puncak.
"Melebihi mobil biasa. Waktu turun tajam dari Cemorosewu ke Sarangan remnya juga tidak masalah. Begitu melewati penurunan di Plaosan, rem tidak berfungsi. Mobil menggelinding kian cepat," jelasnya.
Dalam kondisi tersebut Dahlan merasa harus berpikir cepat. Jika dirinya panik, mobil bisa liar dan menghantam sana-sini karena jalan dalam keadaan ramai.
"Lalu saya lihat de depan sana ada tebing. Saya lansung berpikir akan saya tabrakkan mobil ini ke tebing gunung. Saya tahu resikonya saya bisa mati, tapi itu yang terbaik yang bisa saya lakukan. Braaaaakkkk, mobil hancur, lalu mental nyenggol tiang listrik dan kemudian mengenai mobil Panther yang berhenti dekat situ," ungkapnya.
Sumber : detik
Blogger Comment
Facebook Comment