Jakarta Indonesia dinilai belum membutuhkan kereta super cepat hyperloop yang menghubungkan Jakarta ke Jawa dan Sumatera.
Ini menyusul rencana perusahaan transportasi milik orang terkaya
dunia, Elon Musk, Hyperloop Transportation Technologies (HTT) untuk
membangun moda transportasi canggih, Hyperloop di Ibukota.
"Rasanya
belum ya (hyperloop) untuk saat ini. Perlu dikaji lagi lebih dalam
kalau betul-betul akan ada di Indonesia," kata Pengamat Transportasi
Universitas Soegijapranata di Semarang Djoko Setijowarno saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (13/3/2017).
Menurutnya, Indonesia belum membutuhkan hyperloop,
transportasi berbentuk tabung yang melesat dengan kecepatan 750 mil per
jam karena beberapa alasan. Pertama, pemerintah melalui Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) belum memiliki aturan teknis terkait kereta
cepat.
"Kemudian alasan kedua, kalau dibangun hyperloop lahannya
di mana. Selama ini kendala kita mau bangun infrastruktur kan di lahan.
Kalau di Arab, punya padang pasir yang luas, sedangkan kita?," kata
Djoko.
Alasan lainnya, dia bilang, membangun transportasi
hyperloop pasti membutuhkan anggaran besar. Kemudian konsekuensinya
masyarakat harus membayar harga tiket yang pasti mahal. Apalagi dibangun
swasta yang mempertimbangkan untung rugi.
"Tarif atau harga
tiket pasti mahal, kan kalau proyek swasta tidak disubsidi pemerintah.
Proyek ini jika benar terealisasi, jangan minta subsidi pemerintah,"
Djoko menegaskan.
Djoko mengatakan, HTT perlu mengkaji lebih
dalam potensi membangun hyperloop di Indonesia. "Jangan sampai bangun,
tapi peminatnya tidak ada. Indonesia sih senang saja kalau ada investasi swasta mau masuk, tapi juga jangan sampai membebani pemerintah," papar Djoko.
Untuk
informasi, hyperloop adalah moda transportasi masa depan yang
menggunakan teknologi canggih. Bentuknya yang menyerupai tabung bisa
melesat melebihi kecepatan pesawat terbang.
Moda ini akan melesat
dengan tahapan kecepatan yang digerakkan menggunakan motor elektrik dan
peluncur di atas jalurnya menggunakan levitasi magnet. Moda ini juga
bisa bergerak di atas dan di bawah tanah. Diharapkan sistem transportasi
ini akan hemat energi dan tanpa pengemudi.
Sumber : Liputan6.com
Blogger Comment
Facebook Comment