Jakarta, Di bulan Ramadan yang akan segera tiba, umat
Muslim diwajibkan untuk menjalani ibadah puasa. Tapi orang-orang dengan
kondisi tertentu, seperti orang yang sedang sakit, diberi kelonggaran
untuk tidak berpuasa. Dengan alasan kesehatan pun, orang-orang dengan
kondisi tertentu dianjurkan untuk tidak berpuasa.
Puasa Ramadan
diwajibkan untuk setiap Muslim. Tapi dalam Islam ada kelapangan dan
kemudahan yang diberikan pada orang-orang dengan kondisi tertentu,
seperti musafir (orang dalam perjalanan), orang sakit, kakek dan nenek,
wanita hamil dan menyusui.
Dengan alasan kesehatan, ada
stratifikasi risiko yang dilakukan dokter untuk mengkategorikan kondisi
kesehatan seseorang apakah dianjurkan untuk berpuasa. Kategorinya
adalah:
Risiko sangat tinggi
1. Kehamilan
2. Diabetes tipe 1 (karena keturunan atau adanya kerusakan organ pankreas)
3. Pasien yang menjalani cuci darah
4. Pasien dengan gula darah drop berulang atau sering (hipoglikemia)
5.
Ketoasidosis (tingginya keton dalam darah karena kadar gula darah yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah) berulang. Kondisi ini bisa
menyebabkan orang tak sadarkan diri.
"Untuk orang-orang dengan
risiko sangat tinggi, sebaiknya jangan berpuasa," tutur dr Wismandari,
SpPD, FINASIM, dalam acara Simposium PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia) Forum 'Meraih Kesempurnaan Ibadah Puasa
dengan Sehat Fisik dan Jasmani', di Ruang Aula FKUI, Jakarta, Selasa
(11/6/2013).
Risiko tinggi
1. Orang dengan gangguan fungsi ginjal tapi tidak sampai cuci darah
2. Pasien diabetes yang tinggal sendirian, pemakai insulin atau sulfonilurea
3. Orang tua yang sakit-sakitan.
Risiko sedang
Pasien diabetes terkontrol pemakai sulfonilurea atau glinid
Risiko ringan
Pasien diabetes terkontrol dengan diet saja atau metformin atau TZD.
"Nah, kalau pasien risiko ringan itu aman. Sama saja kayak orang yang tidak diabetes," tutup dr Wismandari.
Sumber : detik.com
Blogger Comment
Facebook Comment