Jakarta - Aktivitas penyadapan dilaporkan telah terjadi
di jalur kabel fiber optik bawah laut South East Asia-Middle
East-Western Europe-3 (SEA-ME-WE-3). Ternyata, trafik telekomunikasi
Indonesia juga melalui jalur tersebut.
Kepala Humas dan Pusat
Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Gatot S. Dewa
Broto menyatakan, pihaknya belum mengetahui soal isu mata-mata pada
kabel bawah laut SEA-ME-WE-3.
"Namun jalur tersebut juga dilalui trafik dari Indonesia," ujarnya kepada detikINET, Jumat (30/8/2013).
Dijelaskan
Gatot, kemungkinan adanya aksi penyadapan pada kabel fiber optik bawah
laut sangat mungkin terjadi. "Satelit saja bisa, apalagi kabel fiber
optik," tegasnya.
Untuk itu, setiap negara memiliki Undang-undang yang melarang aksi penyadapan lewat kabel fiber optik.
"Kasus ini berbeda terhadap pengajuan lawful interception yang
resmi dilakukan aparat pemerintah. Karena pengajuan ini tergantung
kasus yang ditangani dan syaratnya sangat ketat. Harus ada izin Jaksa
Agung, Kapolri, dan penyidik yang bersangkutan," jelas Gatot.
Terkait
isu penyadapan di kabel bawah laut SEA-ME-WE-3, Kominfo berjanji tidak
tinggal diam. Mereka akan coba melakukan klarifikasi lebih lanjut ke
pihak yang berkepentingan.
"Setelah ada info lebih lanjut akan
kami klarifikasi ke publik. Kami tidak ingin menimbulkan kecemasan dan
membuat orang was-was. Kami melihat ini sebagai hal serius dan tidak
bisa diabaikan," imbuh Gatot.
Jika memang terbukti ada
penyadapan, Indonesia pun bisa mengajukan proses hukum dengan payung UU
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
"UU ITE itu sifatnya
ekstra teritori. Jadi kalau ada pihak asing yang diduga melakukan
mata-mata, maka pihak Indonesia bisa berkoordinasi dengan otoritas
telekomunikasi setempat, karena itu merupakan pelanggaran hukum," Gatot
menandaskan.
Penyadapan Kabel Bawah Laut
Sebelumnya,
informasi rahasia dari Edward Snowden -- mantan pekerja CIA yang jadi
buronan AS -- mengungkap bahwa ada aktivitas mata-mata dari kabel bawah
laut yang bermuara di Singapura. Hal ini pun sudah berlangsung lama.
Seperti dilansir Sydney Morning Herald,
lembaga intelijen Australia, Australian Signals Directorate, bekerja
sama dengan intelijen Inggris, Amerika Serikat dan Singapura melakukan
penyadapan terhadap kabel bawah laut SEA-ME-WE-3 yang berakhir di Tuas,
wilayah paling barat Singapura.
Kabel ini merupakan jalur akses
yang menghubungkan komunikasi lintas negara mulai dari Jepang,
Singapura, Australia, hingga sejumlah negara di kawasan Eropa. Kabel ini
juga terlihat melintas di perairan Indonesia.
Sydney Morning Herald mengungkapkan,
kabel yang dikuasai oleh SingTel dan Departemen Pertahanan di Singapura
itu sudah merekam aktivitas data sejak 15 tahun silam. Jika benar,
artinya sudah banyak data yang diketahui oleh agen masing-masing negara.
Sumber : detik
Blogger Comment
Facebook Comment