Damaskus, - Pemerintah Suriah angkat bicara mengenai
laporan intelijen Amerika Serikat soal serangan kimia yang dilakukan
rezim Presiden Bashar al-Assad. Rezim Suriah menyebut laporan intelijen
AS itu direkayasa.
"Apa yang disebut pemerintah AS sebagai bukti
yang tak terbantahkan... tiada lain hanyalah legenda melelahkan yang
telah diedarkan para teroris lebih dari sepekan ini, dengan kebohongan
mereka dan kisah-kisah yang seluruhnya direkayasa," demikian pernyataan
Kementerian Luar Negeri Suriah yang dibacakan di TV pemerintah Suriah
seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/8/2013).
Dalam
laporan intelijen AS yang dirilis Jumat, 30 Agustus waktu setempat itu,
disimpulkan bahwa rezim Assad telah melakukan serangan kimia di
wilayah-wilayah pinggiran Damaskus pekan lalu. Serangan-serangan yang
terjadi pada 21 Agustus itu disebutkan telah menewaskan 1.429 orang,
termasuk sedikitnya 426 anak-anak.
Menurut Menteri Luar Negeri AS
John Kerry, laporan itu dikumpulkan dari bukti-bukti yang diperoleh
dari ribuan sumber. Menurut Kerry, komunitas intelijen AS punya
keyakinan tinggi bahwa rezim Assadlah bertanggung jawab atas serangan
mengerikan itu.
Namun dalam statemennya, Kementerian Luar Negeri
Suriah mengejek laporan AS itu sebagai dokumen buruk yang kebanyakan
diinformasikan oleh media sosial.
Kementerian Suriah itu pun
mengungkapkan keheranannya karena negara adidaya itu bisa bergantung
pada bukti-bukti yang tak ada. Dan bahwa AS bisa mendasarkan
kebijakannya mengenai masalah perang dan perdamaian pada media sosial
dan situs-situs.
Sumber : detik
Blogger Comment
Facebook Comment