MEDAN, Dunianews.net -Jumlah Kasus penularan HIV AIDS dari ibu ke bayi di
Sumatera Utara, termasuk cukup tinggi. Tercatat, mulai tahun 1994
hingga September 2016 ini, Dinas Kesehatan Sumatera Utara telah mencatat
107 kasus peluran HIV AIDS dari ibu ke bayi. Hal itu dikatakan oleh
Manager Proyek Global Fund Dinkes Sumut, Andi Ilham, Rabu (21/12) siang.
“Jumlah itu sangat memprihatinkan. Seharusnya bisa diantisipasi dengan sosialisasi, ” ujar Andi.
Andi menjelaskan, penularan HIV AIDS dari ibu ke bayi itu, disebabkan
terjadinya kontak cairan darah. Namun kalau ibu yang terjangkit HIV
AIDS tersebut mengikuti program pencegahan penularan HIV AIDS, akan
meminimalisir resiko bahkan mencegah penularan ke bayi, sehingga
melahirkan secara normal.”Bila diupayakan, di mana kehamilan awal
langsung minum AR (Antiretroviral) maka virus bisa ditekan sehingga si
ibu bisa melahirkan normal dan bayi tidak akan positif HIV, ” kata Andi.
Menyikapi hal itu, Anggota DPD RI asal Sumatera Utara, Prof Hj
Damayanti yang diwawancarai wartawan menyebut jika jumlah kasus HIV,
memang bertambah terus. Berdasarkan hasil rapat yang dilaksanakan
pihaknya dengan Menteri Kesehatan baru-baru ini, hal itu karena lemahnya
pengawasan, ditambah kurangnya pemberdayaan masyarakat.
“Jadi, kita desak Kemenkes agar ibu hamil wajib dilakukan pemeriksaan
untuk mengetahui apakah tertular HIV. Dulu, pemeriksaan dilakukan
secara sukarela, mereka (para ibu hamil) curiga diperiksa takutnya
dicurigai HIV, padahal tidak seperti itu, ” ungkap Damayanti.
Damayanti bilang, dengan anggaran untuk pencegahan penularan HIV AIDS
itu, diharapkan naik. Namun untuk Pemerintah Kabupaten/Kota, tidak
menunggu Dana Alokasi Khusus (DAK) atau Dana Alokasi Umum (DAU) saja.
“Daerah juga harus menganggarkannya, jangan hanya menunggu,alokasikan juga anggarannya,” pungkas Damayanti.
Sumber : Sumutpos.co
Blogger Comment
Facebook Comment