Usaha donat kentang rupanya belum redup. Masih ada
pebisnis yang berbisnis camilan berbahan dasar tepung tersebut. Salah
satunya adalah Rudiyan.
Pengusaha asal Kepala Gading, Jakarta
Utara ini mendirikan donat kentang Homemade di tahun 2015. Di periode
yang sama, ia langsung membuka program kemitraan. Hasilnya, kini sudah
ada empat gerai donat Homemade. Dua milik sendiri dan sisanya punya
mitra yang tersebar di sekitar Jakarta. "Soal brand, mitra bisa pakai merek sendiri. Jadi empat gerai yang berdiri punya merek sendiri," tutur Rudiyan kepada KONTAN.
Jika
tertarik, usaha ini menawarkan tiga paket kemitraan. Yakni paket Rp 15
juta, Rp 45 juta dan Rp 100 juta. Dengan modal tersebut, mitra akan
mendapat beragam fasilitas usaha. Mulai dari mesin adonan donat, kompor,
kemasan, perlengkapan usaha, bahan baku tepung khusus donat, dan
lainnya.
Sedangkan di paket Rp 45 juta dan Rp 100 juta bakal mendapat satu set meja dan booth lengkap.
Yang menarik, di paket Rp 100 juta mitra bisa mendapat fasilitas
cicilan sewa tempat selama satu tahun. Jadi mitra cukup bayar uang muka
sewa 20% dan sisanya bisa dicicil selama satu tahun.
Sedangkan
untuk harga, Rudiyan membebaskan mitra membuat patokan sendiri. Karena
setiap daerah tentu berbeda daya belinya. Tapi ia memberi patokan harga
antara Rp 4.000 sampai Rp 9.000 per buah.
Berdasarkan
pengalamannya, biasanya satu gerai donat kentang bisa terjual hingga 350
buah per hari. Saat akhir pekan, penjualannya melonjak dua kali lipat
antara 700-800 buah per hari.
Praktis, rata-rata omzet yang bisa
dikantongi mitra per bulan antara Rp 45 juta - Rp 85 juta. Bila target
ini tercapai, ia proyeksi, mitra bisa balik modal maksimal satu tahun.
"Kami juga membuka pesanan untuk pernikahan dan acara tertentu untuk
dongkrak omzet," tuturnya.
Pihaknya tidak menarik biaya
royalti atau biaya waralaba bulanan. Sebagai gantinya, mitra wajib
membeli bahan baku yang dibutuhkan ke pusat seperti bahan baku adonan
donat, hingga beragam rasa donat.
Bagi Anda yang tertarik
bergabung, ia siap membantu mitra. Tapi ia tidak mematok tambahan mitra
sepanjang tahun ini. "Kami fokus dengan yang sudah ada dan membantu
mitra semaksimal mungkin," tuturnya.
Ketua umum Perhimpunan
Waralaba & Lisensi Indonesia (WALI), Levita Supit masih menilai
bisnis donat punya prospek yang baik. Karena penggemar makanan ini masih
ada. Malah pemain bisnis di makanan ini sudah tersebar. Mulai dari
pedagang kaki lima hingga kelas kafe yang terus bermunculan.
Maka,
ia menyarankan bagi para pemain anyar untuk tidak cuma berjualan donat
saja. Sebab, donat bukanlah makanan utama. "Butuh variasi menu
pendamping lain, seperti kopi atau teh. Varian rasa dan topping donat juga perlu eksplorasi," terang Levita.
Jika
donat dijadikan satu-satunya menu andalan, bisnis ini akan cepat jenuh.
Menu donat bisa dipadukan dengan menu pencuci mulut atau yang lain
supaya menarik.
Sumber : Kontan.co.id
Blogger Comment
Facebook Comment