Jakarta, Dunianews.net -
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit
hingga akhir Desember tahun lalu mencapai 9 persen. Angka itu lebih
tinggi jika dibandingkan pertumbuhan kredit bulan-bulan sebelumnya,
tetapi melandai dari akhir 2015 sebesar 10,1 persen.
Deputi
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan kredit tersebut
disertai dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 8,40
persen. Lebih tinggi dibanding bulan November yang sekitar 7 persen.
Pencapaian tersebut sesuai dengan proyeksi BI akhir tahun yakni sekitar 7 hingga 9 persen.
"Intermediasi
perbankan sepanjang 2016 bisa dibilang baik. Konsolidasi perbankan
terkait NPL [kredit macet] juga sudah capai titik puncak dan sekarang
udah mulai surut," ujar Perry, Jumat (6/1).
"Harapannya nanti semester II 2017 sudah mulai bisa ekspansi sehingga target kredit 10 hingga 12 persen bisa tercapai."
Perry
menjelaskan, pelonggaran sejumlah kebijakan bank sentral tahun lalu
untuk mendongkrak pertumbuhan kredit belum secara optimal diikuti oleh
industri perbankan. Hal itu tercermin dari penurunan suku bunga kredit
perbankan yang hanya mencapai 67 basis poin padahal suku bunga acuan
telah turun hingga 150 basis poin.
Kendati demikian ia memprediksi tren penurunan suku bunga masih mungkin
terjadi lagi tahun ini. Hal itu dinilai mampu menciptakan permintaan
kredit lebih banyak.
"Sistem dalam negeri untuk tren suku bunga
masih ada sedikit ruang pelonggaran. Tapi kami lihat kenaikan Fed Fund
Rate, situasi global yang tidak menentu membuat arah lebih stagnan,
nilai tukar dan surveilance untuk jaga likuiditas makro dan sistem
keuangan. Untuk pertumbuhan lebih ke likudiatas dikendorkan agar
perbankan lebih bergairah," katanya.
Sumber : CNN Indonesia
Blogger Comment
Facebook Comment