NAYPYIDAW - Dua pejabat senior PBB yang mengurusi
masalah pengungsi menduga militer Myanmar sudah membantai lebih dari
1.000 warga Muslim Rohingya. Para pejabat PBB mulai ragu jika korban
tewas oleh kekejaman militer Myanmar di Rakhine hanya berkisar ratusan
jiwa.
Para pejabat PBB itu sedang bekerja menangani para
pengungsi Rohingya di Bangladesh. Mereka berbicara dengan media dengan
syarat anonim. Mereka khawatir masyarakat dunia tidak sepenuhnya
memahami tingkat keparahan dari krisis Rohingya yang berlangsung di
negara bagian Rakhine, Myanmar.
Dalam beberapa bulan terakhir,
hampir 70.000 warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh
untuk menghindari kekejaman militer Myanmar.
”Pembicaraan sampai
sekarang soal ratusan kematian mungkin diremehkan. Kita bisa melihat
ribuan (angka kematian),” kata salah satu pejabat senior PBB, seperti
dikutip Reuters, Kamis (9/2/2017). Kedua pejabat PBB itu telah
menyimpulkan kesaksian para warga Rohingya yang selamat dan mengungsi ke
Bangladesh.
Sementara itu, juru bicara presiden Myanmar, Zaw
Htay, mengatakan laporan terbaru dari komandan militer Myanmar menyebut
jumlah korban tewas dalam operasi kontra militan Rohingya kurang dari
100 orang. Operasi militer diluncurkan setelah kelompok militan
Rohingnya menyerang pos polisi perbatasan pada Oktober 2016 yang
menewaskan sembilan polisi Myanmar.
Ditanya tentang dugaan korban
tewas dalam operasi militer Myanmar yang diduga para pejabat PBB
mencapai lebih dari 1.000 jiwa, Zaw Htay, meragukannya. ”Jumlah mereka
jauh lebih besar dari angka kami. Kami harus memeriksa di lapangan,”
ujarnya.
Sekitar 1,1 juta warga Muslim Rohingya hidup di Rakhine,
Myanmar dengan kondisi terdiskriminasi. Status kewarganegaraan mereka
ditolak pemerintah Myanmar. Komunitas Buddha Myanmar bahkan menganggap
mereka sebagai imigran ilegal asal Bangladesh.
Sumber
Blogger Comment
Facebook Comment