JAKARTA - Produk sawit Indonesia kembali dipersulit untuk masuk ke Uni Eropa. Hal ini terjadi setelah Parlemen Eropa, Komite Lingkungan, Kesehatan Masyarakat dan Keamanan Pangan melakukan voting terkait hal tersebut.
Hasil
voting menyepakati bahwa sawit menyebabkan deforestasi, degradasi
habitat, masalah hak azasi manusia, standar sosial yang tidak patut dan
masalah tenaga kerja anak. Implikasi dari laporan tersebut bisa saja
menghentikan penggunaan minyak sawit dari program biodiesel Eropa pada
2020.
Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia
(Perhapi) Bayu Khrisnamurti menilai, hasil voting parlemen Eropa
merupakan tindakan politik dari sebagian anggota parlemen agar produk
sawit Indonesia dicap buruk di Eropa.
"Voting itu sendiri sudah
merupakan tindakan politik sebagian dari parlemen Uni Eropa yang
menjelek-jelekkan produk kita dengan tidak benar," katanya saat
dikonfirmasi SINDOnews di Jakarta, Minggu (12/3/2017).
Menurutnya,
voting tersebut merupakan kampanye hitam yang nyata dilakukan lembaga
resmi sekelas Uni Eropa. Dosen Senior Institut Pertanian Bogor (IPB) ini
pun menyayangkan terjadinya hal tersebut.
Meskipun saat ini
produk sawit Indonesia masih diperbolehkan masuk Eropa, namun voting
tersebut menciptakan image buruk terhadap produk Indonesia. Dia
menegaskan, Indonesia harus memperjuangkan kepentingan nasional melalui
langkah diplomasi yang bermartabat.
"Prinsipnya, kita harus
memperjuangkan kepentingan kita melalui langkah diplomasi yang
bermartabat dan terhormat. Image yang baik dari produk kita adalah
kepentingan kita," ujuar dia.
Sumber : Sindonews.com
Blogger Comment
Facebook Comment