Washington - Serangan virus komputer Flame yang
membidik infrastruktur vital negara-negara Timur Tengah, diduga kuat
masih berkaitan dengan Stuxnet. Demikian hasil penelitian yang dilakukan
firma keamanan jaringan komputer dan internet Kaspersky.
Peneliti
Kaspersky Alexander Gostev melalui blognya menyebutkan, semula pada
pengujian pertama yang dilakukannya bersama timnya, memperlihatkan kedua
program jahat tersebut -- Stuxnet dan Flame -- tidak ada sangkut
pautnya.
"Namun ternyata hasil pengujian pertama salah. Riset
kami menggali sejumlah fakta yang semula tidak diketahui, dan menguak
pandangan bagaimana Stuxnet diciptakan dan terkait dengan Flame,"
tulisnya.
Fakta lain yang tak kalah menarik, seperti dilansir
AFP, Selasa (12/6/2012), virus Flame, meski baru ditemukan, diketahui
telah ada lebih dulu ketimbang Stuxnet yang diciptakan pada 2009.
"Stuxnet
diciptakan pada sekitar Januari-Juni 2009, dan Flame rupanya telah ada.
Kami memperkirakan Flame diciptakan sekitar 2008 dan telah memiliki
struktur modular," terang Gostev.
Dijelaskannya, kode Stuxnet
pada 2009 menggunakan modul yang dibangun pada platform Flame yang
kemungkinan diciptakan secara spesifik untuk beroperasi sebagai bagian
dari Stuxnet.
Stuxnet sendiri menguak sejumlah informasi menarik.
Virus komputer ini disinyalir sebagai senjata cyber hasil kolaborasi
Amerika Serikat dan Israel yang sengaja dirancang untuk melumpuhkan
fasilitas nuklir Iran.
Sama seperti Flame, Stuxnet sebenarnya
ditujukan untuk menyerang fasilitas penting negara-negara Timur Tengah
termasuk Iran. Namun karena kecerobohan, virus komputer tersebut
menyebar di web secara global.
Sumber : detik
Blogger Comment
Facebook Comment