MATAMATA, Dunianews.Net - Kunjungan ke Desa Hobbit alias
Hobbiton Movie Set adalah sebuah pengalaman magis. Apalagi jika Anda
penggemar film trilogi "Lord of The Rings" dan film "The Hobbit" besutan
sutradara Peter Jackson.
Berlokasi di pedalaman Matamata,
Waikato, Selandia Baru, pengunjung seakan dibawa terlempar ke dunia
antah-berantah yang cantik. Rumah-rumah Hobbit atau kerap disebut Hobbit
Holes (Lubang Hobbit) berderet dengan dekorasi yang detil, sampai
jemuran yang "berkibar".
Luasnya mencapai 1.250 acre (101
hektar), jadi pastikan Anda mendengar petunjuk pemandu wisata karena
lama tur hanya dua jam. Sedikit contekan, berikut beberapa spot untuk
berfoto.
Jalan masuk
Saat baru memasuki kawasan Desa
Hobbit, Anda akan melewati "lorong" semak dengan lampu jalanan
bergantung di ujung lorong. Saat keluar lorong tersebut, tepat di
pertigaan terdapat tanda petunjuk jalan.
Coba berfoto di titik
tersebut, tepat di ujung "lorong" dekat persimpangan pertigaan. Namun
ambillah foto dengan menghadap ke arah Anda datang. Jadi, Anda berfoto
dengan latar belakang Desa Hobbit.
Inilah adegan saat Bilbo
Baggins keluar dari Desa Hobbit sambil berlari dengan ceria dan
berteriak "I'm going on adventure" (Aku akan pergi bertualang) dalam
film "The Hobbit".
Bag End
Inilah rumah Bilbo Baggins (dan Frodo
Baggins, keponakan Bilbo Baggins). Rumah berpintu hijau ini terletak di
puncak bukit dan merupakan lubang Hobbit paling besar. Pengunjung tidak
diperbolehkan melewati pagar rumah. Jadi Anda cukup berfoto di depannya
saja.
Bagshot Row
Di area ini ada rumah dengan pintu
berwarna kuning. Inilah rumah Samwise, sahabat Frodo. Lubang Hobbit ini
juga merupakan satu-satunya rumah dalam ukuran sebenarnya di antara 44
lubang Hobbit lainnya.
Pohon tua
Pohon tua berusia satu abad itu
berdiri di tengah lapangan hijau yang kerap disebut Party Field. Ini
adalah lokasi perayaan ulang tahun Bilbo Baggins. Berfotolah di
jungkat-jungkit dengan latar pohon tua itu.
Perapian
Di Green Dragon, yang merupakan lokasi
terakhir dalam tur tersebut adalah tempat para pengunjung bisa bersantai
sambil makan dan minum seperti dalam film. Semua makanan dan minuman
benar-benar bisa dinikmati.
Ada dua perapian yang selalu menyala
di dalam kedai tersebut, perapian sungguhan yang menggunakan kayu bakar.
Untuk orang Indonesia, perapian semacam ini merupakan pemandangan
langka. Jadi sempatkan berfoto di tempat tersebut.
Sumber : Kompas
Blogger Comment
Facebook Comment