Jakarta, Secara umum ukuran normal lingkar kepala bayi
baru lahir dikatakan normal jika dalam range 30-37 cm. Jika lebih kecil
dari ukuran normal, apa sebab dan dampaknya?
"Lingkar kepala di
bawah -2 SD (standard deviasi) pada grafik disebut mikrosefali atau
lingkar kepala kecil," ucap dr Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo
Surabaya, dalam perbincangan dengan detikHealth.
Menurut
dr Meta, hal ini bisa disebabkan karena infeksi saat kehamilan seperti
TORCH, kelainan kromosom atau genetik, juga asupan ibu yang kurang. Lalu
adakah pengaruh pada tumbuh kembang kelaknya kelak?
"Ada tidaknya pengaruh akan sangat tergantung dari apa penyebabnya," kata dr Meta.
Karena
itu penting untuk mengukur lingkar kepala bayi baik saat lahir, maupun
sampai usia balita. Jika tidak ada peningkatan ukuran lingkar kepala
bayi selama 2 bulan, ditengarai ada sesuatu yang tumbuhnya tidak
sempurna.
"Yang perlu dilakukan tentunya memeriksakan bayi segera ke dokter untuk mengetahui kira-kira apa penyebabnya," saran dr Meta.
Ditulis detikHealth
sebelumnya, mikrosefali umumnya sudah tampak saat kelahiran atau
mungkin berkembang dalam beberapa tahun pertama kehidupan. Gangguan
kelainan genetik yang mengganggu pertumbuhan korteks serebral selama
bulan-bulan awal perkembangan janin bisa menyebabkan mikrosefali.
Bayi
mungkin dilahirkan dengan mikrosefali jika selama kehamilan ibu
memiliki kebiasaan menyalahgunakan obat-obatan atau alkohol, terinfeksi
cytomegalovirus, virus rubela, serta teracuni bahan kimia tertentu.
Tulang-tulang tengkorak kepala yang menutup lebih dini juga bisa menjadi
penyebab mikrosefali.
Dalam sesi konsultasi kesehatan anak di detikHealth,
dr Aditya Suryansyah SpA dari RSAB Harapan Kita menyebutkan ukuran
lingkar kepala lebih kecil dari ukuran normal bisa menyebabkan tumbuh
kembang anak tidak optimal, bahkan tertinggal dibanding anak seumurnya.
Sumber ; detik
Blogger Comment
Facebook Comment