Chicago - Empat pemuda dan pemudi Amerika Serikat (AS) dijerat
dakwaan kejahatan kebencian karena menyiksa seorang pria yang mengalami
masalah mental. Parahnya lagi, para pelaku sengaja menyiarkan tindak
kekerasan ini via streaming langsung di media sosial.
Keempat pelaku merupakan warga Afrika-Amerika, sedangkan korban merupakan warga kulit putih. Seperti dilansir Reuters,
Jumat (6/1/2017), korban yang tidak disebut identitasnya, dijemput oleh
salah satu pelaku di pinggiran Chicago, pada Sabtu (31/12) lalu. Saat
itu, korban yang berusia 18 tahun baru saja diantarkan orang tuanya ke
salah satu restoran cepat saji, McDonald's, setempat.
Tiga
pelaku di antaranya, Jordan Hill, Tesfaye Cooper dan Brittany Covington
yang semuanya berusia 18 tahun, dijerat dakwaan penculikan, kejahatan
kebencian, penyekapan, pemukulan dengan senjata mematikan dan masuk ke
rumah orang lain tanpa izin. Satu pelaku lainnya, Tanishia Covington
(24), dijerat dakwaan yang sama kecuali masuk ke rumah orang lain.
Sedangkan Hill juga dijerat dakwaan perampokan dan kepemilikan kendaraan
curian.
Dituturkan kepolisian, korban dilaporkan hilang selama
beberapa hari. Polisi menyebut, korban mengenal salah satu pelaku, yakni
Hill. Oleh Hill, korban dijemput dengan mobil curian. Saat orang tua
korban melaporkan anaknya yang hilang, korban dan Hill menghabiskan dua
hari bersama.
Keduanya mengunjungi teman-teman Hill dan tidur di
dalam mobil. Pada Selasa (3/1) lalu, keduanya terlibat pergulatan yang
tadinya hanya sekadar main-main, namun berujung serius. Pergulatan
terjadi di apartemen milik Covington bersaudara, kedua pelaku lainnya
yang berjenis kelamin perempuan.
Dijelaskan komandan polisi
setempat, Kevin Duffin, bahwa korban kemudian diikat selama 4-5 jam oleh
para pelaku. Selama diikat, korban juga disumbat mulutnya dan dipukuli
oleh pelaku. Kulit kepala korban dilukai dan dia dipaksa minum air
toilet.
Seluruh tindak kekerasan para pelaku itu disiarkan secara langsung lewat streaming Facebook Live. Dalam rekaman video dari streaming
itu, terdengar para pelaku berkomentar kasar soal warga kulit putih.
Salah satu pelaku juga terdengar mengucapkan komentar cabul soal
presiden terpilih AS Donald Trump. Polisi tidak tahu pasti apakah korban
merupakan pendukung Trump.
"Biar saya perjelas, aksi dalam video itu sungguh tercela," sebut Inspektur Polisi Eddie Johnson.
Kepolisian
berhasil menemukan lokasi korban pada Selasa (3/1) waktu setempat
setelah tetangga melaporkan suara ribut dari apartemen yang ditumpangi
para pelaku. Polisi yang tiba di lokasi menemukan korban berada di luar
di tengah suhu udara dingin membekukan, dengan hanya mengenakan kaos
tanpa lengan, celana pendek dan sandal. Korban kemudian dibawa ke rumah
sakit setempat dan telah diperbolehkan pulang.
Keempat pelaku akan segera disidangkan pada Jumat (6/1) waktu setempat.
Sumber : detik
Blogger Comment
Facebook Comment