Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan, bursa
saham Wall Street berhasil bangkit tadi malam, setelah bergerak
fluktuatif, menyusul respon atas konferensi pers Donald Trump sebagai
Presiden terpilih AS.
Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,5 persen dan 0,3 persen pada level 19.954,28 dan 2.275,32. Sementara, indeks Nasdaq naik tipis 0,2 persen ke level 3.307,94. Penguatan saham di Wall Street juga ditopang kenaikan harga minyak hingga tiga persen.
“Tapi, saham-saham bioteknologi tertekan terkait pernyataan Trump
di industri farmasi AS. Trump juga akan menyudahi kebijakan kesehatan
Barrack Obama yang dikenal dengan Obamacare,” ujarnya, Kamis (12/1).
Sementara, dari perdagangan dalam negeri, IHSG masih melanjutkan pelemahannya. Kemarin, IHSG ditutup loyo 8,68 poin (0,16 persen) di level 5.301.
Menurut David, koreksi IHSG terutama dipicu oleh sejumlah saham unggulan, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Astra International Tbk.
Adapun, aksi beli melanda saham-saham sektor tambang, setelah harga komoditas, terutama logam kembali menguat, seperti timah, nikel, dan batu bara.
Meski, IHSG masih lemah untuk masuk ke teritori positif, ia menilai, ada peluang bagi IHSG untuk rebound (bangkit) dari penguatan rupiah terhadap dolar AS. Ia memprediksi, IHSG bakal berada dalam rentang support 5.390 dan resisten 5.330.
“Dolar AS yang melemah akan memberikan peluang penguatan rupiah dan bisa memberikan sentimen positif di pasar, terutama saham-saham yang sensitif inflasi dan tingkat bunga. Tetapi, harga komoditas logam yang terkoreksi tadi malam akan memicu aksi ambil untung pada sejumlah saham tambang logam,” imbuh David.
Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada mengaku, pesimis dengan pergerakan IHSG sepanjang hari ini. Menurut dia, belum ada momentum yang memungkinkan untuk IHSG rebound. Ia bahkan melihat IHSG bakal kembali terkoreksi.
“Rupiah belum cukup kuat untuk menopang IHSG dan belum dapat membuat IHSG ke zona hijau. Pelaku pasar cenderung wait and see dan mengurangi aksi beli,” terang Reza.
Ia memproyeksi, IHSG pada perdagangan hari ini akan berada dalam rentang support 5.286-5.293 dengan resisten di kisaran 5.315-5.330.
Sementara, dari perdagangan dalam negeri, IHSG masih melanjutkan pelemahannya. Kemarin, IHSG ditutup loyo 8,68 poin (0,16 persen) di level 5.301.
Menurut David, koreksi IHSG terutama dipicu oleh sejumlah saham unggulan, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Astra International Tbk.
Adapun, aksi beli melanda saham-saham sektor tambang, setelah harga komoditas, terutama logam kembali menguat, seperti timah, nikel, dan batu bara.
Meski, IHSG masih lemah untuk masuk ke teritori positif, ia menilai, ada peluang bagi IHSG untuk rebound (bangkit) dari penguatan rupiah terhadap dolar AS. Ia memprediksi, IHSG bakal berada dalam rentang support 5.390 dan resisten 5.330.
“Dolar AS yang melemah akan memberikan peluang penguatan rupiah dan bisa memberikan sentimen positif di pasar, terutama saham-saham yang sensitif inflasi dan tingkat bunga. Tetapi, harga komoditas logam yang terkoreksi tadi malam akan memicu aksi ambil untung pada sejumlah saham tambang logam,” imbuh David.
Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada mengaku, pesimis dengan pergerakan IHSG sepanjang hari ini. Menurut dia, belum ada momentum yang memungkinkan untuk IHSG rebound. Ia bahkan melihat IHSG bakal kembali terkoreksi.
“Rupiah belum cukup kuat untuk menopang IHSG dan belum dapat membuat IHSG ke zona hijau. Pelaku pasar cenderung wait and see dan mengurangi aksi beli,” terang Reza.
Ia memproyeksi, IHSG pada perdagangan hari ini akan berada dalam rentang support 5.286-5.293 dengan resisten di kisaran 5.315-5.330.
Sumber : CNN Indonesia
Blogger Comment
Facebook Comment