Jakarta, Dunianews.net -
Anggota Kongres Amerika Serikat fraksi Partai
Republik tengah mempersiapkan rancangan undang-undang pemangkasan
anggaran negara untuk PBB, sebagai respons terhadap resolusi pengecaman
pendudukan Israel di Palestina yang disahkan Dewan Keamanan pada 23
Desember lalu.
"Saya seorang pendukung PBB dan bantuan asing,
tapi saya ingin melakukan lebih banyak lagi dan saya tidak bisa
mendukung pendanaan untuk suatu organisasi yang mengucilkan satu-satunya
negara demokrasi [Israel] di Timur Tengah, yang memiliki kesamaan nilai
dengan AS," ujar Senator Lindsey Graham yang turut melobi DK PBB untuk
menentang resolusi itu, seperti dikutip CNN, Jumat (6/1).
Usulan
pemotongan dana ini muncul saat Majelis Umum PBB memutuskan
meningkatkan anggaran lembaganya periode 2016-2017 menjadi US$5,5 juta
pada bulan lalu, dari sebelumnya US$5,4 juta.
Washington merupakan kotnributor terbesar PBB. Sekitar 22 persen dari bujet organisasi itu berasal dari kantong AS.
"Langkah
ini belum pernah kita ambil sebelumnya. Saya akan memimpin proses ini
jika tidak ada yang bisa menunjukan pada rakyat Amerika bahwa organisasi
internasional bisa lebih bertanggung jawab lagi [dari PBB]," tutur
anggota Senat AS yang akan memimpin fraksi Partai Republik dalam upaya
pemotongan dana bagi PBB itu.
Graham berharap, pemangkasan dana
ini bisa memberikan presiden terpilih AS Donald Trump "keleluasaan"
untuk melakukan perubahan.
Pasalnya, Trump juga kecewa atas
resolusi itu dan menyatakan PBB hanya menjadi sebuah perkumpulan
orang-orang yang mengobrol dan bersenang-senang.
Akhir Desember
lalu, Trump mengatakan kebijakan Washington terhadap PBB akan berbeda
ketika dirinya memimpin Gedung Putih terhitung 20 Januari nanti.
Pemangkasan
dana bagi PBB ini dipicu oleh keputusan pemerintah Barack Obama
membiarkan resolusi PBB yang mengecam Tel Aviv, sekutu terdekat
Washington, lolos. Dalam sesi voting itu, AS lebih memilih abstain
ketimbang menggunakan hak vetonya.
Selama ini, AS kerap menggunakan hak veto untuk memblokade sejumlah resolusi yang dianggap memberatkan Israel.
Keputusan
Amerika untuk Abstain ini sontak mendulang sejumlah protes, khususnya
amarah dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menolak
mentah-mentah resolusi itu. Netanyahu bersumpah tidak akan mematuhi
resolusi itu.
Sumber : CNN Indonesia
Blogger Comment
Facebook Comment