PT Pertamina secara resmi mencopot direksi. Dwi
Soetjipto dan Ahmad Bambang pun harus lengser dari jabatannya sebagai
Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama meski kedua sosok ini sebelumnya
dianggap sukses mengangkat pamor perusahaan minyak dan gas nasional.
Mungkinkah mafia migas ada di belakang pencopotan Dwi Soetjito dan Ahmad
Bambang?
Pembuktian soal dalang sukses di tubuh perusahan pelat
merah itu sampai saat ini belum dibuktikan. Tapi jika menyimak uraian
Faisal Yusra, VP Quality System & Knowledge Management Pertamina,
kepada SINDO Weekly, pelengseran ini sangat kental dengan alasan politis.
Dia
mengaku sangat terkejut dan kecewa. Faisal menilai tidak ada satu pun
dari kriteria alasan pencopotan yang memenuhi syarat untuk memberhentkan
mereka berdua. “Kesimpulan kami ini sangat politis,” tambahnya.
Wajar
saja jika sejumlah pihak menghubungkan peristiwa ini adalah kerja para
mafia migas. Fahmi Radhi, pengamat energi, menduga ada konspirasi antara
mafia migas dengan pihak-pihak yang punya kepentingan yang sama.
“Tujuan mereka mendongkel Dwi Soetjipto,” tandasnya.
Fahmi
menilai Dwi dikenal direktur yang gigih melawan mafia migas melalui
upaya efisiensi besar-besaran. “Nah, adanya efisiensi itu menutup celah
masuknya mafia migas. Mereka ini akhirnya merasa gerah,” ujarnya.
“Mafia
migas merusak dan memberikan informasi yang tidak sesuai fakta di
lapangan kepada Presiden,” timpal Ferdinand Hutahaean, Direktur
Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI).
Sumber
Blogger Comment
Facebook Comment