JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) telah
merekomendasikan kepada pemerintah untuk menutup lebih dari 760.000
situs dan akun media sosial (medsos).
Ribuan akun tersebut didominasi oleh akun berkonten hoax, pornografi, perjudian, kekerasan anak di bawah umur, dan sebagainya.
Direktur
Informasi BIN Wawan H Purwanto mengatakan, akun yang paling susah untuk
ditutup atau diblokir, yakni akun yang berkaitan dengan politik.
Menurut
dia, kebanyakan akun tersebut berada di Facebook dan Twitter. Kedua
jejaring sosial milik vendor di Amerika dan berbasis di Singapura.
"Jika homebase
medsosnya milik asing, sejauh ini kami masih kesulitan untuk meminta
mereka memblokir akun-akun tersebut. Karena mereka kerap menolak dan
jika sudah begitu kami tidak bisa berbuat apa-apa," tutur Wawan usai
mengisi seminar Anti Hoax di Unikom, Jalan Dipatiukur Bandung, Jawa
Barat, Senin 27 Februari 2017
Dia tidak mengetahui angka pasti untuk memprediksi jumlah akun hoax. Menurut Wawan, ketika diblokir, biasanya akun hoax akan membuat aku baru dengan konten yang sama.
Untuk
itu, kata dia, BIN melakukan patroli siber selama 24 jam. Hasil patroli
akan dianalisa dan dievakuasi. "Dari hasil evaluasi tersebut, kita akan
bisa memastikan apakah akun-akun itu akan diproses dengan di-break down, diblokir, atau bahkan dituntut secara hukum," tuturnya.
Sumber
Blogger Comment
Facebook Comment