Jakarta, Beruntunglah mereka yang hidup tanpa label,
atau kalaupun ada maka yang disematkan adalah label positif, misalnya
'si pintar'. Tapi bagi mereka yang telanjur diberi label 'si pemalas'
atau 'si pemarah' tentu tidak selalu mudah hidupnya.
Psikolog
klinis dewasa dari Personal Growth, Veronica Adesla, M.Psi. Psikolog
menuturkan terkadang label adalah soal pilihan. Iya, pilihan untuk tetap
hidup dalam label itu atau untuk keluar atau menghapus label tersebut.
"Label
sering kali susah dibuang atau susah diganti. Kebanyakan merupakan
pengalaman dari masa kecil, di mana mulai saat kecil, label itu
diberikan. Karena hidup dengan label, tanpa disadari sesuatu itu melekat
dengan diri kita sampai dewasa," tutur Veronica dalam kelas psikologi
dalam rangkaian kegiatan Psych di Gandaria City Mall, Jl Sultan Iskandar
Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (4/2/2017).
Seseorang
yang sudah dilabeli negatif, umumnya sulit menghapus labelnya, karena
ia pun turut melabeli dirinya sendiri dengan hal negatif tersebut. Yang
bersangkutan merasa dibesarkan dengan label tersebut sehingga merasa
tidak bisa diubah.
"Untuk itu sebaiknya seseorang mengenali dirinya sendiri. Siapa sih diri
sendiri itu? Yaitu apa yang kita lihat, kita rasa, kita pikir tentang
diri kita sendiri dan bagaimana kita bersikap," imbuh Veronica.
Salah
satu cara mengenal diri sendiri, Veronica menyarankan untuk melihat
diri sendiri di cermin. Sapalah diri sendiri dan perhatikan baik-baik
pantulan bayangan di cermin. Selanjutnya tulislah segala hal tentang
diri sendiri yang meliputi kelebihan dan kekurangan. Kemudian beri tanda
segala hal positif dari daftar tentang diri sendiri yang telah ditulis.
"Lalu
fokuslah pada hal positif yang ada di diri kita. Ada value, juga ada
goals yang harus kita tentukan dan perjuangkan. Jangan sibuk memikirkan
nggak mau jadi ini itu, tapi melakukan apa yang harus dilakukan karena
mau jadi apa," imbuh Veronica.
Bahwa benar semua orang tidak
sempurna, karenanya kita tidak perlu mem-bully diri sendiri dengan
melabeli diri sendiri atau melanggengkan label yang ada. Jangan sampai
label yang ada justru merusak tujuan hidup.
"Fokus pada apa yang bisa dilakukan. Lalu beri waktu pada diri sendiri untuk melakukannya," tambah Veronika.
Psych digagas oleh ibunda.id, merupakan aplikasi yang memfasilitasi curhat bagi masyarakat. Nantinya para psikolog akan membantu mencari jalan keluar.
Sumber : detik
Blogger Comment
Facebook Comment