KARO - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi
Sumatera Utara kembali erupsi. Dimana aktivitas vulkanik sangat tinggi
letusan mencapai 2-8 kali sehari pada Rabu (2/8/2017).
Sejak Rabu (2/8/2017) pukul 08.00 hingga pukul 12.00 WIB telah terjadi beberapa kali letusan dan 17 kali awan panas guguran.
Pos
Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG melaporkan pada pukul 10.00 WIB
terjadi letusan dengan tinggi kolom 4.200 m disertai dengan luncuran
awan panas guguran sejauh 4.500 meter (4,5 kilometer) ke tenggara-timur.
Angin sedang ke arah selatan. Amplitudo120 mm dan lama gempa 553 detik.
Selanjutnya
pada pukul 10:09 WIB terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur
4.000 meter ke arah tenggara-timur dan tinggi kolom abu 3.000 meter.
Angin sedang ke arah selatan. Amplitudo 120 mm, lama gempa 319 detik.
Kemudian
pada pukul 10.14 Wib, meletus lagi setiggi 3.000 m disertai luncuran
awan panas guguran sejauh 4.000 meter ke arah tenggara-timur. Angin
sedang ke arah selatdo 120 mm dengan lama gempa 333 detik. Selanjutnya
pada pukul 10.20 WIB, meletus lagi. Tinggi kolom abu 3.000 meter
disertai awan panas guguran sejauh 4.500 m ke arah tenggara-timur. Angin
sedang ke arah selatan. Amplitudo 120 mm dengan lama gempa 707 detik.
Sebelas
menit kemudian, tepatnya pukul 10.31 WIB, terjadi awan panas guguran
dengan jarak luncur 4.000 meter ke arah tenggara-timur dan tinggi kolom
abu 3000 meter. Angin sedang ke arah selatan. Amplitudo 120 mm dan lama
gempa 254 detik.
Ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan
abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung. Tidak ada korban jiwa.
Hujan abu menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Perbaji,
Sukatendel, Temberun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga
Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gugung.
Masyarakat memerlukan
masker dan air untuk membersihkan lingkungan. BPBD Karo bersama TNI,
Polri, Dinas Kesehatan dan SKPD lain, relawan, dan masyarakat telah
membagikan masker, pembersihan jalan dan lahan, pembersihan aset-aset
pemerintah (pasar dan tempat umum lainnya), dan menghimbau kepada
masyarakat untuk tidak memasuki zona merah.
PVMBG
merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan
aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk
sektor Selatan - Tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara -
Timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor Utara - Timur Gunung
Sinabung.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat
sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada
terhadap ancaman bahaya lahar. Mengingat telah terbentuk bendungan alam
di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di
sekitar hilir daerah aliran Sungai Laborus agar tetap menjaga
kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol, bila tidak
kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke
hilir.
BPBD Kabupaten Tanah Karo agar segera melakukan
sosialisasi ancaman bencana lahar/banjir bandang ini ke penduduk yang
bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus.
Hingga
saat ini masih tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 KK di 8 pos pengungsian.
Namun hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian. Lainnya
banyak yang tinggal di tempat lain di luar pos pengungsian. Kebutuhan
sandang pangan secara umum terpenuhi
Masyarakat diimbau untuk
terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah. Tidak dapat
diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus.
Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga
potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung.
Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung secara umum sampai saat ini ditandai
dengan Gempa Low Frequency < 10 kejadian/hari dan pertumbuhan kubah
lava yang relatif kecil. Volume kubah lava berdasar hasil pengukuran 19
Juli 2017 sudah mencapai 2,3 juta meter kubik.
Sumber : Sindonews.com
Blogger Comment
Facebook Comment