JAKARTA--India Selasa mengatakan pihaknya sependapat dengan tujuan
Amerika Serikat untuk mencegah Iran menbuat senjata nuklir, tetapi
menegaskan republik Islam itu tetap satu "sumber penting minyak".
India,
yang 12 persen minyak impornya dari Iran tahun lalu, mengatakan
pihaknya mengurangi impor minyak Iran kendatipun menegaskan New Delhi
tidak akan ikut usaha-usaha yang dipimpin AS dan Eropa untuk mengurangi
pendapatan Teheran dari minyak.
"Kami memiliki keinginan kuat
dalam satu penyelesaian damai dan dirundingkan masalah-masalah
menyangkut program nuklir Iran," kata Menteri Luar Negeri S.M Krishna
dalam jumpa pers bersama dengan Menlu AS Hillary Clinton.
Krishna
mengaku bahwa Iran "tetap satu sumber penting minyak bagi kami" dan
mengatakan tentang pengurangan itu: "Pada akhirnya, keputusan itu dibuat
dengan pertimbangan-pertimbangan komersial, keuangan dan teknis
menyangkut kilang-kilang minyak."
"Masalah ini bukan satu sumber perpecahan antara dua negara kita," katanya menegaskan.
India, yang sangat tergantung pada impor energi, tetap pembeli terbesar minyak Iran.
Hillary
menghormati India karena mengurangi impor minyak Iran dan mengatakan AS
sedang membicarakan dengan India tentang bagaimana mencari
sumber-sumber alternatif bagi kebutuhan kebutuhan energi.
"AS dan
India sependapat pada tujuan yang sama: kami ingin mencegah Iran
memiliki satu senjata nuklir," kata Hillary, yang menyebut India satu
"mitra kuat".
Hillary mengatakan Carlos Pascual, utusan AS untuk
urusan minyak Iran, akan mengunjungi India pekan depan untuk melakukan
perundingan tindak lanjut.
Berdasarkan satu undang-undang baru,
AS akan memberlakukan sanksi-sanksi yang dimulai 28 Juni terhadap
bank-bank dari negara-negara yang tetap membeli minyak Iran. Departemen
luar negeri AS membebaskan negara-negara Uni Eropa dan Jepang.
Sumber : Republika.co.id
Blogger Comment
Facebook Comment