Jakarta - APBD Perubahan Pemprov DKI masih dalam
pembahasan DPRD DKI Jakarta. Dalam anggaran perubahan tersebut, Pemprov
DKI memilih menyuntik dana Bank DKI ketimbang memberikan uang kerohiman
dalam relokasi PKL Tanah Abang.
"Kita naikin anggaran Bank DKI.
1,45 triliun. Karena kalau persyaratan cadangan modal BI, Bank DKI itu
defisit. Kalau dihitung kalau dari cadangan modal yang harus disiapkan.
Makanya harus kita suntik," kata Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja
Purnama di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2013).
Menurut
pria yang kerap disapa Ahok ini, pemprov DKI lebih memilih menaikkan
anggaran Bank DKI daripada memberikan uang kerohiman untuk PKL Tanah
Abang.
"Kita tidak setuju kalau dikasih uang kerohiman untuk PKL
Tanah Abang. 10 juta per meter. Enak saja lu. Bukan tanah kamu. Gila
kan? Itu kan 2,5 triliun. Mendingan bikin 200 blok (rusun). Dagang
apapun laku di bawah," terang politisi Gerindra ini.
Menurut
Ahok, masih terjadi perdebatan antara anggota DPRD DKI Jakarta terkait
anggaran PMP (Penyertaan Modal Pemerintah) yang cukup besar untuk 3 BUMD
Pemprov yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Bank DKI dan PT Sarana
Jaya.
"Sepertinya ada juga yang setuju, ada yang tidak. Misalnya
PT Jakpro ada yang setuju, Bank DKI ada yang setuju ada yang tidak. Ini
soal tafsiran-tafsiran saja," ucap Ahok.
Ahok tidak
mempermasalahkan jika anggaran PT Jakpro akhirnya harus terpangkas
hingga 600 milyar karena adanya perbedaan pendapat ini. Dana tersebut
nantinya juga akan digunakan unuk membeli PT Palyja.
"Saya juga
nggak mau paksakan. Kan tinggal berapa bulan. Kalau PT Jakpro cuma dapat
600 ya oke sajalah. Termasuk buat beli Palyja. Tahun depan baru kita
bicarakan. Kita yakinlah para anggota dewan pst setuju," pungkasnya.
Sumber : detik.com
Blogger Comment
Facebook Comment