Ingat Moms, Ini Sederet Konten Tontonan Negatif yang Tak Layak Dilihat Anak

G+

MOMS, Apakah Anda benar-benar tahu apa yang ditonton anak-anak di televisi? Apakah semua program yang ada ditelevisi sesuai dengan usia mereka? Tidak.

Mungkin saja program televisi yang ditonton anak Anda tidak baik untuk perkembangan mental dan psikologis mereka. Untuk mengetahui acara televisi apa yang sesuai untuk anak-anak, jauhkan dulu konten yang berisi unsur-unsur berikut, seperti dilansir Familyshare, Sabtu (28/1/2017).

Kekerasan

Banyak kartun yang menggambarkan kekerasan dalam frame yang dikemas lucu. Kita melihat superhero seperti orang berkelahi dan membunuh atau makhluk asing yang tampak konyol. Anak-anak mulai dipengaruhi untuk melihat kekerasan dari positif. Sebaliknya, mereka seharusnya belajar sifat sejati kekerasan, bahwa itu berbahaya. Jika Anda menemukan unsur-unsur ini dalam program anak-anak, Anda mungkin ada baiknya mengevaluasi kembali apa yang sebaiknya mereka tonton.

Fokus pada asmara

Asmara akan datang pada waktu yang tepat. Namun, banyak program menggambarkan karakter muda berpacaran atau bahkan menemukan "cinta sejati." Jika yang ditonton seperti ini berarti program tersebut mengajar anak memiliki pacar. Mereka mungkin menginternalisasi motif itu dan berubah menjadi sebuah obsesi yang tidak sehat.

Bahasa

Tentu saja, program televisi untuk anak-anak tidak diisi dengan kata-kata umpatan kesar. Kata-kata seperti "idiot" dan "badut" adalah sampah yang tidak baik dicontoh anak-anak. Tidak hanya itu, tetapi bahkan kartun pun penuh dengan sindiran. Hal itu memungkinkan anak bicara dalam pengulangan dengan mengungkap materi yang tidak sesuai untuk anak sekecil mereka.

Karakteristik

Beberapa acara televisi menonjolkan karakter yang dimainkan dengan penekanan karakteristik stereotip. Ada "anak yang pintar" atau "gadis cantik" tanpa menonjolkan kepribadiannya. Orang-orang di dunia nyata lebih kompleks daripada karakter favorit anak-anak, dan anak-anak perlu menemukan kompleksitas dalam diri mereka sendiri dan orang lain. Siapa saja bisa berpotensi, seperti musisi atau atlet karena mereka percaya diri. Cerita-cerita yang digambarkan di televisi harus membantu anak-anak mengeksplorasi individualitas dalam diri mereka sendiri dan mengembangkan empati terhadap orang lain.


Sumber : Okezone
Follow Us :

About Ambar Syahputra Siregar

    Blogger Comment
    Facebook Comment