JAKARTA - Jaringan 2G mulai
ditinggalkan masyarakat seiring hadirnya ponsel pintar (smartphone) yang
membutuhkan jaringan cepat. Perangkat dengan jaringan 4G yang memiliki
kecepatan data lebih baik kini menjadi pilihan.
Respons beragam mengemuka, mana yang harus dihapus, apakah jaringan 2G atau 3G? CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli lebih memilih mempertahankan jaringan 2G.
"Semua handset yang baru itu kan menyediakan jaringan 4G. Dan pertanyaannya, kalau semua handset
yang baru ada 4G, yang butuh itu reliable voice sama reliable data.
Data lebih reliable di 4G daripada 3G," ujarnya, dalam acara Sharing
Session di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Menurut Alexander Rusli, bila dilihat secara teknologi, jaringan 3G lebih buruk daripada 2G. Sementara 4G lebih resilient untuk voice.
Dia
mengambil contoh, jika sinyal 2G muncul satu bar, dipakai untuk
teleponan masih lancar. Sedangkan bila signal 3G tersisa satu bar
dipakai untuk telepon sulit.
"Karena itu, kalau kami pikir yang
lebih bagus itu 2G. Kita ada beberapa daerah yang hanya meluncurkan 2G
dan 4G enggak ada 3G sama sekali. Itu kita sediakan di luar Pulau Jawa.
3G hanya nambah kapasitas, 4G nambah coverage dan kapasitas," paparnya.
Di sisi lain, pemerintah rencananya akan menutup jaringan 2G pada 2020.
Sumber
Blogger Comment
Facebook Comment