JAKARTA Dunianews.net - Stasiun televisi swasta
nasional Metro TV dinilai telah menyiarkan fitnah terhadap media-media
Islam. Tidak main-main, Metro TV menyebut 22 media Islam sebagai
penyebar hoax (berita bohong).
Dalam siaran METRO HARI INI pukul 17.25 WIB, Jumat, 6 Januari 2017
lalu, yang juga diunggah ke situs Metrotvnews.com, Metro TV menayangkan
berita dengan judul "Daftar Situs Penyebar Hoax."
Disebutkan, 22 situs media Islam direkomendasikan oleh Badan Nasional
Pemberantasan Terorisme (BNPT) kepada Kementerian Kominfo untuk
diblokir dengan alasan menyebarkan hoax dan juga radikalisme.
Baca Juga : Mobil Terbang Israel Siap Mengudara di 2020
Ke-22 situs website berita Islam dan blog itu adalah: arrahmah.com,
voa-islam.com, ghur4ba.blogspot.com, panjimas.com, thoriquna.com,
dakwatuna.com, kafilahmujahid.com, an-najah.net, muslimdaily.net dan
hidayatullah.com.
Kemudian salam-online.com, aqlislamiccenter.com, kiblat.net,
dakwahmedia.com, muqawamah.com, lasdipo.com, gemaislam.com,
eramuslim.com, daulahislam.com, shoutussalam.com, azzammedia.com, dan
terakhir, indonesiasupportislamicatate.blogspot.com.
Forum Jurnalis Muslim (Forjim) menilai, berita yang disampaikan Metro
TV ini bukan hanya tidak berimbang (cover both side) menurut
prinsip-prinsip jurnalistik yang umum, tetapi juga mengandung fitnah.
Secara sepihak Metro TV memanfaatkan data lawas yang dirilis BNPT dan
Kemenkominfo pada 30 Maret 2015 lalu, tanpa ada upaya klarisikasi
kepada pengelola situs-situs tersebut.
"Fitnahnya, karena Metro TV menyebut 22 situs itu juga sebagai
penyebar hoax. Padahal seperti diumumkan Kemenkominfo saat itu, BNPT
meminta situs-situs tersebut diblokir hanya dengan alasan situs-situs
itu disebut sebagai penggerak paham radikalisme dan/atau simpatisan
radikalisme," ungkap Ketua Bidang Hubungan Antarlembaga Forjim, Nuim
Hidayat, kepada wartawan, Ahad malam (08/01/2017).
Soal radikalisme, lanjut Nuim, adalah perdebatan yang panjang yang
hingga kini belum disepakati maknanya. Pada pertemuan dengan Komisi I
DPR saat itu, Nuim juga mengaku turut menjelaskan panjang lebar mengenai
sikap media Islam terhadap persoalan-persoalan kebangsaan.
Apalagi, setelah diklarifikasi, sebagian besar dari situs-situs yang
diblokir itu akhirnya dibuka kembali. Nuim mengakui adanya kemungkinan
media-media Islam itu melakukan kekeliruan dalam satu atau dua artikel
yang diterbitkan.
Tetapi hal itu tidak serta merta dapat dikatakan media tersebut
sebagai penyebar hoax. “Media-media mainstream kan juga pernah melakukan
kesalahan. Kesalahan Metro TV di sini adalah tidak mewawancarai
langsung pemimpin redaksi yang bersangkutan. Dan mengapa yg dibidik
semua media Islam. Media non Islam yang banyak nyebarkan hoax tidak
dibidik,"tutur penulis buku Imperialisme Baru ini.
Media Harus Kritis
Nuim menambahkan, dengan kejadian ini masyarakat makin cerdas menilai
siapa penyebar hoax sesungguhnya. Metro TV yang disebut sebagai media
"mainstream" oleh sebagian kalangan, juga akan akan disebut masyarakat
sebagai media hoax.
Sebab mereka ingin melawan hoax dengan cara hoax pula. "Hoax itu kan
sekarang seolah dimaknai sebagai berita yang tersebar yang tidak disukai
oleh rezim dan pendukungnya. Sementara kalau hoax itu datang dari
penguasa dan media-media atau pendukungnya tidak disebut sebagai hoax,"
ungkap alumni Pascasarjana Universitas Indonesia itu.
"Kesalahan-kesalahan media-media pendukung Presiden adalah
membenarkan semua ucapan atau tingkah laku Presiden. Fungsi media itu
selain untuk memberikan informasi, juga mengkritisi petistiwa, termasuk
mengritisi ucapan Presiden, tambahnya.
Baca Juga : Setelah Blokir Habib Rizieq, Kominfo Kini Tutup Akses Islampos dkk
Nuim mengapresiasi ucapan Presiden untuk menghentikan peredaran hoax.
Tetapi, kata dia, menindaklanjuti dengan serampangan menyatakan puluhan
situs Islam itu penyebar hoax adalah tindakan yang sembrono.
“Media itu jangan menjadi Pak Turut. Berbahaya media bila tidak
kritis. Tindakan pembredelan sebenarnya sudah ketinggalan zaman. Apakah
mau ditutup Facebook, Whatsapp, Twitter yang disitu sebenarnya banyak
menyebarkan hoax? Di masa keberlimpahan atau kebisingan informasi begini
yang diperlukan bukan hanya pendidikan bagi wartawan, tapi juga
pendidikan bagi masyarakat dalam menyikapi informasi," pungkasnya.
Sumber : Voa Islam
Home / Nasional /
News
/ Metro TV Tuduh 22 Media Islam Penyebar Hoax, Forjim: Itu Fitnah dan Hoax Sejati!
Blogger Comment
Facebook Comment