DAMASKUS - Kelompok teroris Suriah Jabhat Fathe al-Sham
(JFS) telah bergabung dengan empat faksi yang lebih kecil dan merubah
namanya menjadi Tahrir al-Sham. JFS sendiri sebelumnya bernama Front
al-Nusra yang mempunyai hubungan dengan al-Qaeda sebelum memutuskan
hubungan pada bulan Juli lalu.
Kelompok ini dipimpin oleh Hashim
al-Sheikh, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala kelompok pejuang
Islam yang kuat Ahrar al-Sham. Ahrar al-Sham sendiri menolak bergabung
dan telah berselisih dengan JFS di Suriah utara.
Pada tanggal 9
Februari lalu, al-Shaikh telah menyapaikan pesan pertamanya sebagai
pemimpin. Dalam kesempatan itu, ia menegaskan jika entitas baru
kelompoknya independen dan bukan kepanjangan tangan dari organisasi
sebelumnya dan faksi-faksi lain seperti dikutip dari BBC, Minggu (12/2/2017).
Dengan
menciptakan kembali organisasi baru, JFS tampaknya mencoba untuk
menjauhkan diri dari al-Qaeda dan menyatukan dirinya lebih dalam dengan
pejuang Suriah. Tidak disebutkan mengenai nasib pemimpin JFS, Abu
Mohamed al-Julani, dalam kelompok baru itu. Namun ia diyakini kini
menjabat sebagai komandan militer.
JFS mengumumkan pembentukan
Hay'at Tahrir al-Sham, yang artinya Organisasi Pembebasan Suriah, dalam
sebuah pernyataan yang dirilis pada tanggal 28 Januari lalu melalui
channel pada aplikan pesan singkat Telegram. Pernyataan itu menyatakan
bahwa mereka telah setuju untuk membubarkan diri dan bergabung
sepenuhnya dengan entitas baru.
Selain JFS, kelompok pendiri
Tahrir al-Sham termasuk: Nur al-Din Zinki (salah satu faksi oposisi yang
paling penting di Aleppo); Front Ansar al-Din; Jaysh al-Sunnah yang
berbasis Homs; dan Liwa al-Haqq (beroperasi di Idlib, Aleppo dan Hamah).
Sumber
Blogger Comment
Facebook Comment