JAKARTA - Kisah Endang Irawan (45) pengemudi Go-Jek ini
bisa mejadi inspirasi bagi kita. Pekerjaannya sebagai pengemudi ojek
online kini membuat kehidupannya berubah, bahkan Endang kini mampu
mengembangkan Pondok Pesantren Nurul Iman di Gunung Putri, Bogor.
SINDOnews
sempat berbincang dengan Endang di salah satu kawasan di Jakarta Pusat,
pada Selasa, 28 Februari 2017 kemarin. Endang Irawan mengatakan, dua
tahun lalu keluarganya hanya memiliki uang Rp800.000 per bulan yang
dipergunakan membeli beras dan makan anak asuhnya.
Semenjak booming
ojek online, Endang mencoba mendaftar sebagai pengemudi dan akhirnya
diterima. Perlahan tapi pasti, di setiap kali mengantar penumpang,
Endang selalu menceritakan kehidupannya yang harus mengasuk anak-anak
yatim dan kesulitan ekonmoni di ponpes yang dikelolanya. Hal itu bukan
untuk meminta sumbangan, melainkan hanya sekedar bercerita sambil
mengisi waktu sambil di perjalanan.
Namun tak disangka, itulah
yang membawa rezeki bagi Ponpes Nurul Iman tersebut. Tak sedikit
pelanggan yang kerap memberikan uang lebih dengan tujuan didonasikan
untuk ponpes tersebut.
"Meskipun tidak semua memberikan
sumbangan, tapi banyak yang ikut mendoakan. Saya yakin kekuatan dengan
doa itu," ujar laki-laki yang akrab dipanggil Soplo tersebut kepada
SINDOnews.
Salah satu hal yang paling berkesan adalah ketika
menerima order dari seorang anggota kepolisian. Hingga kini, anggota
polisi yang tidak mau disebut identitasnya tersebut aktif memberikan
donasi sebesar Rp350.000 setiap bulan selama satu tahun terakhir untuk
kebutuhan di ponpes.
"Bahkan namanya pun tidak tahu, cuma tahu
dia anggota di Polda Metro Jaya," kata Endang. Begitupun saat perayaan
Idul Adha 1437 H yang jatuh pada September 2016 lalu. Dia menerima
sumbangan empat ekor kambing untuk pesantrennya dari pelanggan yang
pernah di antar.
Karena itu, dia mengaku keputusannya bergabung dengan Go-Jek merupakan berkah untuknya maupun pondok pesantren yang dibina.
Beberapa
waktu lalu, Endang masih bekerja sebagai teknisi di bidang kelistrikan
selain menerima order pelanggan GoJek. Namun kini Endang memutuskan
untuk fokus di Go-Jek karena lebih fleksibel dalam hal jam kerja.
Kondisi itu dianggap sebagai keuntungan karena Endang bisa lebih leluasa
mengurus pondok pesantren yang dia dirikan.
Saat ini, pondok
pesantren itu sudah memiliki 120 santri dengan usia antara 9 hingga 20
tahun. Bahkan ada beberapa santri yang berasal dari Surabaya, Jawa
Timur, Sumatera, dan Kalimantan, berkat informasi dari mulut ke mulut.
Pesantren itu pun sudah mampu melahirkan 10 orang penghafal Alquran.
"Enam
orang yang masih ada di pesantren, karena aturannya mereka harus
membantu santri lain selama tiga bulan, baru bisa dapat ijazah," kata
Endang. Sebagai driver Go-Jek dia pun memberikan keistimewaan
bagi anak-anak rekannya sesama driver yang telah meninggal dunia saat
bertugas. Anak-anak driver Go-Jek akan diberikan beasiswa penuh selama menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Iman.
"Kami selalu terbuka untuk mereka (anak-anak driver Go-Jek yang meninggal dunia), yang penting mereka cukup belajar dengan baik saja," ucap Endang.
Sumber
Blogger Comment
Facebook Comment