JAKARTA. Manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
optimistis menjalani bisnis pada tahun ini. Sepanjang 2018, emiten
telekomunikasi pelat merah ini memprediksi pertumbuhan pendapatan
berkisar 9%–11% year-on-year (yoy).
TLKM sudah menyiapkan serangkaian rencana ekspansi demi mempertahankan dominasi pasar. Kami optimistis top line tumbuh di kisaran high single digit hingga low double digit untuk 2018, ungkap Direktur Keuangan TLKM Harry M. Zen kepada KONTAN, Jumat (26/1).
Saat ini, laporan kinerja keuangan TLKM pada 2017 masih dalam proses
audit. Manajemen meyakini pendapatan pada tahun lalu meningkat.
Harry
menyebutkan, porsi pendapatan 2017 masih didominasi lini bisnis
seluler, yang berkontribusi 70% terhadap total pendapatan. Porsi ini tak
jauh berubah untuk 2018. Sekarang lebih seimbang. Beberapa tahun lalu
bisnis seluler berkontribusi hingga 90%, ungkap dia.
Sepanjang
2016, pendapatan TLKM tumbuh 13,53% (yoy) jadi Rp 116,33 triliun. Di
akhir September 2017, pendapatannya meningkat 12,54% (yoy) menjadi Rp 97
triliun.
Demi memenuhi target pendapatan, TLKM menyiapkan
rencana ekspansi di lini seluler maupun non-seluler. Pada tahun lalu,
TLKM memiliki 160.000 base transceiver station (BTS) untuk menunjang bisnis seluler yang menyediakan produk voice dan SMS. Sebanyak 20.000 di antaranya BTS 4G. Tahun ini, TLKM siap menambah 20.000 BTS 4G.
Di lini bisnis non-seluler, TLKM antara lain memiliki produk IndiHome. Per kuartal III 2017, layanan triple play
ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan 30% (yoy). Per Desember 2017,
jumlah pelanggan IndiHome sebanyak 2,96 juta. Tahun ini, TLKM
menargetkan pelanggan IndiHome bertambah 1,5 juta1,7 juta.
TLKM juga menggarap segmen enterprise
yang menyasar pelanggan korporasi, usaha kecil menengah (UKM) dan
lembaga pemerintahan. Per kuartal III 2017, pendapatan segmen ini naik
40% (yoy). Pada 2018, Harry menargetkan pendapatan segmen enterprise naik 20% (yoy).
Untuk mendukung ekspansi, TLKM mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure
(capex) dengan rasio 25% dari pendapatan. Sebesar 50% total capex akan
digunakan untuk lini bisnis seluler. Untuk mendanai sebagian capex,
manajemen TLKM mengajukan pinjaman ke bank Himbara dan beberapa bank
swasta. "Nilainya sekitar Rp 7 triliunan, ungkap Harry.
Selain
pertumbuhan organik, TLKM berambisi menggeber ekspansi anorganik. TLKM
membidik akuisisi lebih dari lima perusahaan. Kami upayakan tahun ini,
tutur Harry.
Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred
Nainggolan menilai TLKM adalah perusahaan yang solid di sektor
telekomunikasi. Dia memprediksi laba bersih TLKM tumbuh 12% pada tahun
ini.
Di pasar, Alfred mengamati ada kecemasan perihal membaiknya
kinerja beberapa pesaing TLKM. Kinerja ISAT dan EXCL mampu berbalik
arah. Pasar khawatir, jika kinerja EXCL dan ISAT naik signifikan akan
menggerus kue TLKM, ujar dia.
Namun, harga saham TLKM masih bisa tumbuh. Dividennya memberikan daya tarik. Alfred merekomendasikan buy TLKM dengan target harga Rp 5.950 per saham. Harga TLKM kemarin Rp 4.150 per saham.
Sumber : Kontan.co.id
Blogger Comment
Facebook Comment