WASHINGTON - Ratusan foto telanjang tentara wanita Amerika Serikat (AS) beredar secara online. Ini merupakan kasus kedua yang mempermalukan korps militer AS setelah skandal serupa yang pertama terjadi awal 2017.
Pelaku penyebar foto eksplisit ini diduga orang dalam militer. Pelaku menyebarkan folder Dropbox yang berisi 267 foto. Mengutip laporan Vice News, folder
dengan nama “Hoes Hoin” itu berisi banyak foto tentara wanita tanpa
busana, yang banyak di antaranya dapat dikenali berasal dari semua
cabang militer.
Folder “Hoes Hoin” juga berisi tiga subfolder
untuk wanita tertentu. Mayoritas foto dilaporkan menampilkan wanita
yang mengenakan aksesori militer dan beberapa bahkan menunjukkan wajah
dan label nama.
Beberapa foto diketahui hasil itu selfie dan
sebagian hasil bidikan orang lain. Di dalam folder tersebut, beberapa
foto dikategorikan sebagai “warisan”, yang menandakan bahwa dokumentasi
itu telah dibagikan ke seluruh kelompok online lainnya yang terkait dengan Marinir United, grup Facebook yang menyebabkan skandal asusila besar-besaran tahun 2017 lalu.
Pada
bulan Maret 2017, Departemen Pertahanan AS menyelidiki pihak-pihak yang
terkait dengan grup Facebook militer tersebut karena membagikan ratusan
hingga ribuan foto telanjang anggota layanan militer perempuan. Pada
bulan April 2017, muncul aturan resmi yang melarang personel marinir AS
melakukan “balas dendam pornografi”.
Pihak Dropbox mengumumkan bahwa tautan online yang berisi ratusan dokumentasi asusila itu telah dihapus.
”Tautan ini telah dihapuskan dan dilarang sehingga tidak dapat diedarkan kembali pada Dropbox,” kata pihak Dropbox melalui seorang juru bicara.
”Seperti
biasa, kami menyelidiki laporan konten yang melanggar ‘Acceptable Use
Policy’ kami. Jika kami menemukan pelanggaran, kami mencatat konten dan,
bila sesuai, akan diambil tindakan lain seperti melarang konten
dan/atau melaporkan ke penegak hukum,” lanjut pihak Dropbox, yang
dilansir Minggu (11/3/2018).
Departemen Pertahanan atau Pentagon
AS angkat bicara atas skandal terbaru ini. “Departemen Pertahanan terus
memantau dan menilai lanskap media sosial,” kata juru bicara Pentagon
Mayor Carla Gleason, kepada Vice News.
”Namun, karena platform media sosial terus berkembang, tantangannya tetap menjadi sadar dan mengidentifikasi korban cyberbullying dan pelecehan siber, serta mengidentifikasi orang-orang yang melakukan pelanggaran tersebut,” ujarnya.
Sumber : Sindonews.com
Blogger Comment
Facebook Comment