Menanti Evakuasi, Rumah Sakit di Aleppo Bagai Tempat Jagal

G+


Jakarta, Dunianews.Net -- Suasana mencekam melingkupi para warga Aleppo, Suriah, yang sedang menanti proses evakuasi di rumah sakit di daerah kekuasaan pemberontak. Dikelilingi jenazah bersimbah darah, mereka bahkan menyebut tempat itu bagaikan rumah jagal.

"Saya pikir saya berjalan di tengah rumah jagal. Jenazah di mana-mana. Ada sangat sangat banyak orang terluka. Para dokter tak dapat lagi menangani semuanya. Mereka kehabisan cairan plasma dan pasokan obat-obatan lainnya," ujar seorang warga kepada CNN.

Di luar rumah sakit, suasana tak kalah mencekam. Para warga terlihat terkulai lemas karena kekurangan asupan makanan. Para ibu mulai panik karena cadangan tepung mereka menipis.

"Orang hidup hanya bergantung pada persediaan tepung terakhir mereka. Mereka menggunakan kayu furnitur untuk memasak. Tak ada lagi gas untuk memasak," ucap seorang warga lainnya.

Sementara itu, persiapan evakuasi masih terus dilakukan setelah kesepakatan gencatan senjata terbaru yang diinisiasi oleh Rusia dan Turki tecapai pada Kamis (15/12) dini hari.

Menurut seorang pejabat kelompok pemberontak Jabha Shamiya, pelaksanaan evakuasi akan dimulai sekitar pukul 06.00 pagi waktu setempat hari ini. Prioritas utama dari evakuasi ini adalah sekitar 1.000 orang yang terluka.

Atas perintah langsung dari Presiden Vladimir Putin, para tentara Rusia bersiaga mengawal para pasukan pemberontak yang akan dievakuasi.

Stasiun televisi pro-oposisi, Orient TV, melaporkan bahwa kloter pertama evakuasi sudah tiba di Ramousah dalam perjalanan mereka keluar dari kawasan timur Aleppo.

Namun ternyata, sekelompok pasukan pro-rezim pemerintahan Bashar al-Assad dilaporkan menembaki konvoi yang sedang bersiap membawa kelompok pemberontak keluar dari wilayah timur Aleppo tersebut.

"Konvoi itu ditembak oleh pasukan rezim dan ada tiga orang yang terluka, salah satunya adalah perwakilan pertahanan sipil. Mereka akhirnya dibawa kembali ke daerah yang terkepung," ujar kepala layanan ambulans, Ahmed Sweid, kepada stasiun televisi pro-oposisi, Orient TV.

Nasib 50 ribu warga sipil yang masih terperangkap di wilayah timur Aleppo itu pun dipertanyakan. Mereka masih menunggu di tengah ketakutan karena gencatan senjata bisa runtuh kapan pun.


Sumber : CNN Indonesia
Follow Us :

About Ambar Syahputra Siregar

    Blogger Comment
    Facebook Comment