Jakarta, Dunianews.net -
Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB)
Achmad Safiun mengaku sangat khawatir dengan langkah instan Presiden
Joko Widodo (Jokowi) menekan harga gas industri. Pilihan untuk membuka
keran impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) yang bisa dilakukan oleh setiap pelaku industri pengguna gas, dikhawatirkan hanya akan menciptakan mafia gas baru.
Achmad
meramal, para pemburu rente dari bisnis tersebut berpotensi muncul
bukan dalam bentuk menjadi perantara pembelian gas dari luar negeri.
Namun, pada proses penerimaan gas tersebut setelah dikirimkan oleh
penjual di luar negeri kepada pembeli.
“Industri pengguna gas itu
tidak punya fasilitas regasifikasi dan jaringan pipa. Kalau kami
disuruh membangun sendiri, tentu beban kami malah membengkak,” kata
Achmad kepada CNNIndonesia.com, Jumat (27/1).
Namun, jika
pemerintah membuka opsi bagi industri pengguna gas untuk bekerja sama
dengan pihak ketiga yang berkomitmen membangun infrastruktur, ia
khawatir opsi tersebut malah menjadi ladang basah bagi pencari rente.
Menurut Achmad, nantinya harga gas tak hanya menjadi mahal, namun struktur biayanya semakin tidak transparan dan terdistorsi.
"Bagi yang punya fasilitas, saya yakin mereka akan akan bermain di
dalamnya. Yang ada, sistem distribusinya semakin ruwet dibanding kami
melakukan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) secara domestik," keluhnya.
Bahkan,
Achmad berani menyebut jika izin impor LNG tersebut hanya akan
menguntungkan PT PLN (Persero). Pasalnya, tanpa ada kepastian dari
pemerintah siapa pihak yang bertanggung jawab membangun infrastruktur
penunjang seperti fasilitas regasifikasi, maka hanya perusahaan yang
sudah siap dan memiliki infrastruktur saja yang terbantu dengan
kebijakan itu.
"Kalau untuk pembangkit listrik, mungkin PLN punya
fasilitas penerima LNG tersendiri. Tapi kalau bagi industri, bagaimana
caranya? Memang secara ekonomi murah, tapi kami ragu ke depannya gas
malah tak efisien," ujar Achmad.
Sumber ; CNN Indonesia
Blogger Comment
Facebook Comment