Jakarta -
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Murniati (22), tewas
di tangan kakak kandungnya, AR (31). Kisruh warisan diduga membuat AR
gelap mata menghabisi adiknya.
Jasad Murniati awalnya ditemukan
di rumahnya di Jalan Makmur, RT 03 RW 03, Pondok Ranggon, Cipayung,
Jakarta Timur pada Selasa 10 Januari 2017 dini hari. Murniati ditemukan
dengan sejumlah luka memar di bagian wajah.
Barang-barang pribadi milik mahasiswi Fakultas Arsitektur
semester IV ini, seperti telepon seluler, sepeda motor, dan laptop
tidak tidak ada satu pun yang hilang. Keluarga Muniarti mencurigai
pelaku memiliki duplikat kunci rumah lantaran rumah tidak rusak dan
pintu terkunci. Kunci rumah yang ditempati Murniati menjadi petunjuk
polisi dalam mengungkap kasus tersebut. Keterangan keluarga kepada
polisi, kunci tersebut sempat hilang beberapa waktu sebelumnya saat AR
datang ke rumah ibu korban.
Dalam tempo kurang dari 24 jam,
Polres Jakarta Timur dan Polsek Cipayung akhirnya mengungkap pembunuhan
Murniati. AR kemudian resmi ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu 11
Januari 2017. AR diduga membunuh Murniati karena persoalan warisan.
Namun,
penyidik masih terus mengusut motif di balik pembunuhan ini, termasuk
dugaan Murniati dibunuh karena warisan. "Yang jelas, tersangka ini masih
ada hubungan keluarga dengan korban, untuk masalah motif apakah itu
soal warisan atau lainnya, sedang didalami oleh penyidik," ujar Kabid
Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Kapolres Jakarta Timur
Kombes Agung Budijono juga mengatakan penyidik terus menggali
keterangan dari tersangka AR. "Untuk motif, saya belum bisa menyebutkan
karena masih digali terus oleh penyidik. Malam ini penyidik akan
mengembangkan," ujar Agung.
Jenazah Murniati telah dimakamkan di
tanah makam wakaf Ganceng, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, pada
Rabu 11 Januari 2017 malam.
Barang-barang berharga milik Murniati tidak ada yang hilang. Keluarga
Muniarti mencurigai pelaku memiliki duplikat kunci rumah lantaran rumah
tidak rusak dan pintu terkunci.
"Barang-barang masih ada semua,
motor ada, laptop ada, barang-barangnya nggak ada yang hilang. HP saja
masih dicas di situ," ujar paman korban Dede Suparman di rumah duka,
Jalan Makmur, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa
(10/1/2017).
Tante Murniati, Dewi (46), mengatakan ibu Murniati
sempat menduplikatkan kunci rumah milik Murniati karena dua bulan yang
lalu kunci rumah yang dimilikinya sempat hilang.
Baca Juga : Polisi Periksa 8 Saksi Terkait Buku 'Jokowi Undercover'
Kunci rumah yang
ditempati korban menjadi petunjuk polisi dalam mengungkap kasus
tersebut. Keterangan keluarga kepada polisi, kunci tersebut sempat
hilang beberapa waktu sebelumnya saat A datang ke rumah ibu korban.
"Jadi yang pegang kunci itu dua orang, si korban sama ibunya. Nah, kunci
yang dipegang ibunya itu pernah hilang sewaktu kakaknya itu datang ke
rumah. Karena hilang, ibu korban bikin kunci duplikat," ujar seorang
perwira polisi yang enggan disebutkan namanya.
Dari situ, polisi
memiliki kecurigaan bahwa pelaku adalah orang dekat dengan korban. Hasil
penyelidikan polisi akhirnya mengerucut pada A. "Karena, pada saat
korban ditemukan tewas itu, kunci korban ada di kamar korban," lanjut
sumber tersebut.
Kakak kandung, AR, disebut menolak jenazah Murniati diautopsi. Tetapi,
ibunda Murniati diam-diam menyetujui jasad putrinya diautopsi.
Polisi
akhirnya melakukan autopsi jenazah Murniati untuk mengungkap penyebab
kematian. "Kalau menurut perkiraan, kurang-lebih pukul 18.00 WIB," ujar
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Said Sukanto (RS Polri) Edi
Purnomo saat dihubungi detikom, Rabu (11/1/2017).
Tetangga
Murniati bernama Eka menceritakan bahwa AR sempat menolak jenazah
Murniati diautopsi. "Jadi kakaknya itu sempat menolak jenazah Murni
diautopsi," kata Eka.
Menurutnya, AR menolak karena tidak ingin
repot dan jenazah ingin segera dimakamkan di kampung halamannya Garut.
Kemudian tanpa sepengetahuan kakak Murniati, ibu kandung Murniati Popong
menandatangani surat persetujuan autopsi. "Kemudian ibunya tadi
pagi-pagi ke Rumah Sakit Polri tanda tangan surat persetujuan autopsi,"
ujarnya.
Selain itu, Eka mengatakan kakak Murniati memang tidak
nampak terlihat di prosesi pemakaman Murniati. Padahal menurutnya, (AR)
masih sempat berada di lokasi pembunuhan dan ikut mengurusi jenazah
Murniati sebelum dibawa ke Rumah Sakit Polri. Lalu mulai selasa sore AR
sudah tidak terlihat di lokasi.
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu ternyata dibunuh oleh kakak kandungnya.
Kasat
Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana saat dikonfirmasi
membenarkan hal ini. Namun ia enggan memberikan penjelasan lebih lanjut
soal tersangka tersebut.
"Nanti saja akan dirilis sama Kapolres," ujar AKBP Sapta kepada detikcom, Rabu (11/1/2017).
Informasi
yang dihimpun detikcom, tersangka berinisial A. Dia ditetapkan sebagai
tersangka setelah polisi melakukan pemeriksaan intensif terhadapnya.
Sumber : detik
Blogger Comment
Facebook Comment