THANE - Seorang bayi lelaki terlahir dengan kondisi
“mengandung” kembarannya. Kondisi itu membuat dokter yang menanganinya
tercengang.
Dalam perut bayi itu terdapat saudara kembarnya yang
dalam kondisi setengah terbentuk. Panjang janin yang sudah terbentuk
anggota badan dan otak itu sekitar 7cm.
Kondisi “kehamilan
kembar” merupakan kasus langka, yakni kurang dari 200 kasus yang
tercatat di dunia. Bayi yang “hamil” kembarannya sendiri itu dinyatakan
sehat.
Para dokter berhasil melakukan operasi untuk mengangkat janin 7cm tersebut.
Ibu bayi itu berusia 19 tahun asal Mumbra, Kota Thane dekat Mumbai. Sang ibu juga dinyatakan sehat.
Ginekolog,
Dr Neena Nichlani, telah menjelaskan kasus langka ini. “Ini adalah
kasus kehamilan kembar monozigot yang berbagi satu plasenta, di mana
satu janin membungkus dirinya dan menyelimuti yang lain serta merebut
nutrisinya,” katanya.
”Bisa ditanamkan di tengkorak, perut atau
tulang ekor ‘tuan rumah’ (bayi yang ‘hamil’). Terkadang hal itu juga
bisa mengakibatkan kematian bagi ‘tuan rumah’ karena keduanya
mendapatkan nutrisi dari satu tali,” ujar Nichlani.
”Bayi parasit
itu terbaring di belakang perut yang mendapatkan nutrisi dari ‘tuan
rumah’. Bayi parasit telah dikirim untuk pemeriksaan lebih lanjut,”
lanjut dia, yang dilansir dari Daily Mirror, Selasa (1/8/2017).
”Bayi parasit adalah lelaki dengan panjang sekitar 6 sampai 7cm, beratnya sekitar 150g dan perkembangan abnormal.”
Ahli
radiologi Dr Bhavna Thorat melihat kelainan tersebut selama pemindaian
rutin sang ibu di Bilal Hospital di Mumbra pada awal Juli lalu.
Saat
bayi lahir sembilan hari kemudian pada tanggal 20 Juli 2017, dia
mengamati bayi itu dan menemukan ada "bayi kecil lain" di dalam perut
bayi yang baru lahir tersebut.
“Itu ada di dalam kantung janin bayi yang baru lahir,” kata Thorat.
”Saya bisa melihat tulang anggota tubuh bagian atas dan bawah janin,”
ujarnya.
“Hal yang unik tentang itu adalah saya bisa melihat
sebuah kepala kecil dengan otak di dalamnya. Namun, kembar parasit ini
tidak memiliki tulang tengkorak.”
Sumber : sindonews.com
Blogger Comment
Facebook Comment