Krakatau Sulit Dipantau Aktivitasnya

G+

Berita Dunia - Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) sulit terpantau petugas dari Desa Hargopancuran Lampung Selatan, karena gunung itu masih diselimuti kabut putih.

Kepala Pos Pengamatan GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi, Minggu, mengatakan gunung itu sekarang sulit termonitor melalui seismometer dan visual mata.

"Yang tampak hanya semburan material vulkanik yang diperkirakan sekitar 500 meter di atas permukaan gunung tersebut," katanya Minggu (28/11/2010).

Sementara itu, alat penangkap getaran gempa masih tidak berfungsi karena terus tertutup abu vulkanik sehingga tidak dapat menghantarkan intensitas kegempaan ke seismometer.

Dia menerangkan, panel surya penangkap energi sinar matahari tertutup abu vulkanik dan harus dibersihkan dulu agar berfungsi kembali sebagai penyalur energi solar pembangkit penangkap getaran gempa gunung itu.

"Alat penangkap kegempaan tersebut sebagai satu-satunya alat yang terhubung ke seismometer, baik di pos pengamatan Rajabasa maupun yang ada di Banten," katanya.

Menurutnya, Badan Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (BVMBG) Bandung akan memperbaikinya segera, namun harus mencari celah aman karena mendekati gunung tersebut masih sangat berbahaya.

Kendala utama, pemebersihan panel surya dari abu vulkanik tersebut karena lontaran atau semburan material panas di atas 600 derajat Celsius berjatuhan di tubuh Gunung Anak Krakatau yang menjadi titik pemasangan panel surya tersebut.

"Mengingat statusnya waspada maka radius aman Anak Krakatau minimal dua kilometer," kata dia.

Dia menyimpulkan intensitas kegempaan dan letusan Anak Krakatau cenderung menurun, namun aktivitasnya masih tinggi.

"Meskipun kami kesulitan memantau, kami memastikan gunung api tersebut masih aman untuk warga yang tinggal dengan jarak paling dekat seperti warga Pulau Sebesi," kata dia.

Sumber : (KOMPAS.com)
Follow Us :

About Ambar Syahputra Siregar

    Blogger Comment
    Facebook Comment