MARGAHAYU -- Kurangnya fasilitas disinyalir menjadi sebab terganjalnya usaha kebersihan di Kota Bekasi.
"Untuk
Kota Bekasi idealnya punya 250 truk sampah. Tapi kita cuma ada 102.
Untuk jalan protokol, misalnya A. Yani, Ir. H. Juanda, dan Cut Meuthia
menggunakan dua truk," kata Kepala Bidang Persampahan Dinas Kebersihan
Kota Bekasi Hasan Abdul Syukur, pada Kamis (24/5).
Padahal untuk
wilayah ramai dan banyak pasar, misalnya Bekasi Timur, dibutuhkan lebih
dari dua truk. Sedangkan Bantar Gebang yang merupakan TPA, hanya
memiliki dua truk untuk semua wilayah.
Akibatnya, hanya 46 persen
sampah yang berhasil diangkut ke TPA Sumur Batu. Padahal setiap hari
warga kota Bekasi menghasilkan 1.450 ton sampah. Sisanya menjadi sampah
liar yang teronggok di pemukiman
Hal yang sama terjadi pula di
TPA Bantar Gebang. Untuk luas wilayah 10 hektar, hanya terdapat tujuh
alat berat untuk mengaduk dan menumpuk sampah. Padahal untuk tumpukan
sampah dengan ketinggian 20 meter, dibutuhkan empat alat berat.
Hasan
berharap, pemerintah bisa meningkatkan kepedulian pada pengolahan
sampah. "Sampah tidak bisa seperti sektor lain. Pengolahannya mahal,
tapi tidak bisa menghasilkan pemasukan yang seimbang. Untuk merapikan
Sumur Batu kita butuh dua sampai empat milyar rupiah," katanya.
Pemerintah
sudah saatnya memberi perhatian lebih pada bidang persampahan. Apalagi
saat ini jumlah penduduk kota Bekasi mencapai 2,7 juta jiwa, dengan laju
pertumbuhan tiga persen per tahun.
"Sampah pasti tambah banyak.
Apalagi aktivitas ekonomi juga meningkat. Kesadaran masyarakat dan
pemerintah terhadap sampah harus ada," kata Hasan.
Sumber : Republika.co.id
Blogger Comment
Facebook Comment