Jakarta, Dunianews.net - Raksasa teknologi Samsung dilaporkan telah menerima lebih dari 96 persen unit produk gagal Galaxy Note 7.
Berbagai
cara dilakukan Samsung para pengguna Note 7 segera mengembalikan ponsel
pintar berlayar jumbo itu ke perusahaan demi keselamatan dan keamanan
konsumen, salah satunya update peranti lunak yang mampu melumpuhkan daya baterai ponsel.
Memang
kala itu banyak pengguna yang enggan mengembalikan Note 7 dan memilih
untuk tetap menggunakannya sehari-hari. Tentu saja pihak perusahaan
khawatir jika kasus meledak semakin bertambah.
Setelah berbulan-bulan, akhirnya jumlah unit Note 7 yang telah diterima Samsung sudah nyaris mencapai angka 100 persen.
Baca Juga : Nokia Luncurkan 6-7 Ponsel Tahun Ini?
'Pencapaian' jumlah unit Note 7 yang telah kembali ke tangan Samsung ini
tampaknya membuat maskapai penerbangan di Amerika Serikat berhenti
memberi pengumuman soal larangan membawa ponsel pintar tersebut ke dalam
pesawat.
Portal berita SamMobile mewartakan, sekitar empat persen sisanya akan terus ditelusuri agar bisa segera dikembalikan ke Samsung.
Samsung
sebelumnya telah mengatakan siap merilis data mengenai penyebab insiden
Note 7 yang berulang kali terbakar di berbagai negara pada Januari ini.
Sekadar
diketahui, semenjak insiden Galaxy Note 7 pada Oktober lalu, analis
memperkirakan Samsung akan sulit pulih dalam waktu dekat. Namun yang
terjadi justru sebaliknya.
Penjualan chip Samsung dan beralihnya
konsumen ke S7 sebagai pengganti kekosongan Note 7 di pasar menjaga
kondisi Samsung di pasar.
"Samsung memperoleh pendapatan yang
solid berkat penjualan ponsel cerdas model lama seperti S7 setelah
penghentian Note 7," kata Kim Sung Soo selaku manajer dari LS Asset
Management belum lama ini.
Selama periode Oktober-Desember,
Samsung berhasil mengantiongi keuntungan 9,2 triliun won atau setara
Rp103 triliun. Ini merupakan angka tertinggi sejak kuartal tiga 2013 dan
melampaui ekspektasi analis dan survei pasar.
Sumber : CNN Indonesia
Blogger Comment
Facebook Comment